Yifan memejamkan matanya dan menghembuskan nafas perlahan. Setelah Joonmyeon menghabiskan sarapannya, Sara dan Junhyeok datang dengan membawakan sarapan untuknya dan beberapa pakaian untuk Joonmyeon. Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan dokter Park –Paman Joonmyeon– yang akan membawa Joonmyeon untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Saat ini mereka masih berada di kamar rawat Joonmyeon, sedangkan Yifan lebih memilih untuk menunggu di luar. Terlebih Kakek Joonmyeon juga sudah datang. Yifan sempat mengucapkan halo walaupun hanya diberi tatapan datar dan hanya anggukan saja, sebelum dia keluar.
Yifan membuka matanya dan menatap ke arah kamar rawat Joonmyeon. Walaupun Yifan sudah memutuskan untuk menghapuskan perasaannya pada Joonmyeon, tapi itu tidak mudah. Walaupun mereka baru saling mengenal dalam dua bulan terakhir, tapi Yifan sudah memperhatikan Joonmyeon sejak pertemuan pertama mereka.
Yifan harus mencari cara lebih cepat untuk melupakan perasaannya tersebut. Salah satunya, Yifan mungkin harus mengakui kalau dia gay pada Sara –tanpa harus mengakui kalau dia mempunyai perasaan pada saudara tirinya. Sedikit beresiko karena Yifan sama sekali tidak tahu bagaimana reaksi ibunya, tapi cepat atau lambat Yifan harus mengakui seksualitasnya. Setelah dia mengakui....
Yifan mendesah. Setelah itu, apa yang harus dilakukannya? Yifan sama sekali tidak mempunyai bayangan apapun dengan apa tindakannya selanjutnya. Mungkin kembali tinggal di dorm dengan alasan dia tidak ingin membuat suasana di rumah lebih canggung setelah dia coming out? Entah apakah Sara dan Junhyeok akan setuju.
Mereka mungkin akan setuju tanpa banyak argument.
Yifan mengusap wajah lelahnya. Mungkin dia harus pulang dan tidur beberapa jam. Lagipula Sara akan menjaga Joonmyeon selagi Junhyeok pergi ke kantor. Yifan tidak perlu menunggu di rumah sakit.
Kemudian Yifan mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Sara kalau dia akan pulang. Setelah terkirim, Yifan berjalan menuju lift. Well, dia tidak perlu berpamitan pada orang-orang yang tidak menganggapnya. Sedikit tidak sopan, tapi Yifan tidak peduli. Dia hanya ingin tidur untuk saat ini.
Yifan menekan tombol dan menunggu pintu lift terbuka. Saat itu, Yifan mendapat balasan pesan dari Sara.
Pulanglah dan istirahat. Mom akan kembali setelah jam makan siang. Ohya, Zitao akan pulang siang ini. Jika kau tidak lelah, tolong antar dia ke bandara, ya. Atau kau bisa panggilkan taksi untuknya.
Yifan menghela nafas bersamaan pintu lift terbuka. Yifan berjalan masuk, menekan tombol lobby dan membalas pesan itu lagi.
Aku mungkin akan memanggil taksi untuknya saja.
Mom... ada yang ingin kubicarakan. Jadi, aku akan menunggu Mom di rumah.
Well, sepertinya acara liburan Zitao di Seoul benar-benar kacau. Ada banyak hal yang tidak terduga terjadi begitu saja. Walaupun begitu, Yifan juga tidak bisa melakukan apapun. Kecuali apa yang akan dilakukannya demi Joonmyeon.
*****
Joonmyeon hanya mendengarkan pembicaraan antara ayahnya, pamannya serta kakeknya. Mereka sedikit membicarakan mengenai pemulihannya, rencana sekolah Joonmyeon dan masalah perusahaan. Entah, Joonmyeon mungkin sama sekali tidak mendengarkan. Ketiga orang dewasa itu terlalu banyak ikut campur dalam kehidupan Joonmyeon dan ia tidak bisa protes. Well, Joonmyeon masih ingat dengan ucapan mendiang ibunya yang mengatakan bahwa hidup Joonmyeon adalah harapan bagi hidup ratusan pegawai HJ Company. Bahkan saat mendiang ibunya mengatakan itu, usia Joonmyeon baru lima tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...