Changwook berjalan menuju stasiun suster untuk mengambil catatan pasien barunya. Tigapuluh menit lalu, ia ditelepon karena kasus darurat. Seharusnya ia kembali ke rumah sakit pukul tujuh, tapi paling tidak karena panggilan darurat ini, dia bisa bertemu dengan Haneul lebih cepat.
Changwook merapikan jas putihnya. Ketika ia sampai di stasiun suster, sudah ada data catatan pasien yang harus ditanganinya. Changwook membaca catatan tersebut. Ia mengernyit ketika tidak melihat nama pasiennya.
"Pasien ini baru masuk sekitar duapuluh menit lalu. Usia tigapuluhdua tahun. Dokter Ahn sudah berada di ER untuk menanganinya. Luka pukulan di wajah, ada memar di bagian dadanya dan luka di kedua pergelangan tangan. Selain itu, pasien menunjukkan tanda trauma. Suhu tubuhnya turun cukup drastis. Sekitar tigapuluh derajat. Kemungkinan akan mengalami hyphothermia," tutur salah seorang suster.
Changwook menatap sang suster. "Hyphothermia? Petugas medis menemukannya di mana?"
"Di danau yang membeku. Korban mengalami perampokan dengan modus kecelakaan, pelaku kemudian memukulinya dan membuangnya ke lokasi yang cukup terpencil. Cukup beruntung ada orang yang menemukannya. Kami sudah menghubungi dokter Seo untuk masalah traumanya."
Changwook mengangguk kecil. Lalu ia bergegas dengan membawa catatan sang pasien. Dengan langkah cepat, Changwook menuju salah satu ruang ER yang ditunjukkan oleh suster.
"Kupikir kau baru kembali ke sini saat makan malam," tukas salah satu rekannya yang tak sengaja berpapasan.
Changwook mengangkat catatan pasien. "Emergency. Kupikir hari ini adalah hari liburmu?"
"Memang begitu. Tapi ada pasien VIP. Sepertinya salah satu direktur perusahaan besar. Mengalami kecelakaan saat melakukan monitoring pabrik."
Changwook mengangguk kecil lalu ia berlari menuju ER setelah berpamitan. Ia harus segera bergerak cepat atau kondisi pasien akan semakin memburuk. Selain itu, dokter Ahn pasti akan menegurnya. Tapi ketika dia sampai di depan ER, Changwook melihat sebuah keluarga yang berdiri di jendela besar ER dengan ekspresi khawatir. Saat Changwook memperhatikan salah satu anggota keluarga tersebut, ia merasa sedikit familiar.
Namun, hal itu tidak penting.
Changwook lalu bergegas memasuki ER dan menutup pintunya rapat. Dia menyerahkan catatan pasien yang dibawanya pada seorang suster dan menghampiri ranjang pasien. Mata Changwook membulat ketika ia melihat sosok Kyuhyun yang terbaring tak sadarkan diri dengan wajah penuh luka. Selain luka di wajahnya, Changwook juga melihat memar di bagian dadanya. Tubuh Kyuhyun sendiri terlihat membiru.
Pasien yang dimaksud suster tersebut adalah Cho Kyuhyun.
"Aku berhasil menaikkan suhu tubuhnya. Tapi kita tidak bisa lengah. Lakukan CT Scan. Sepertinya dia mendapatkan pukulan keras di dadanya. Aku takutkan rusuknya patah dan melukai paru-parunya. Tapi kita perlu memastikannya terlebih dahulu. Siapkan ruang operasi jika diperlukan," tutur dokter Ahn.
Changwook mengangguk kecil. Dia lalu memakai sarung tangan karet begitu dokter Ahn berjalan keluar ER dan berbicara dengan pihak keluarga. Changwook masih memperhatikan Kyuhyun dengan lekat. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada pria itu hingga kondisinya menjadi seperti ini.
Changwook memeriksa catatan organ vitalnya. Kondisinya cukup buruk, jika mereka tidak segera bertindak, Kyuhyun akan kritis. Yang terburuk, dia tidak akan selamat.
"Suhu tubuh pasien sudah mencapai tigapuluhtiga derajat."
Shit, suhu itu masih cukup rendah.
Changwook memberi perintah untuk mengambil hot-pack dan selimut. Jika dokter Ahn sudah memasukkan obat ke dalam tubuhnya, Changwook tidak bisa sembarangan menyuntikan obat lainnya. Itu hanya akan memperparah kondisi Kyuhyun saat ini. Kemudian Changwook mulai melepaskan celana Kyuhyun yang terasa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...