36

64 5 0
                                    

Sara memperhatikan Joonmyeon yang sedang menghabiskan makan siangnya. Setelah Yifan dan Joonmyeon bicara mengenai kepindahan Yifan, suster datang membawa makan siang Joonmyeon. Yifan sendiri sedang diantar Junhyeok kembali ke dorm-nya. Jadi, Sara yang menemani Joonmyeon.

Joonmyeon melirik Sara. "Kenapa Mom?"

"Kau menerimanya dengan baik. Tentang kepindahan Yifan," ucap Sara yang duduk di tempat tidur menghadapi Joonmyeon.

Joonmyeon mengaduk bubur dalam mangkuk. "Aku tidak bisa protes, bukan? Lagipula jarak antara dorm dengan rumah tidak begitu jauh. Kita masih bisa menemuinya di dorm. Selain itu, Yifan juga bilang akan pulang setiap akhir pekan."

"Mom tahu. Tapi ini aneh sekali, bukan? Kenapa Yifan tiba-tiba memutuskan untuk pindah? Sebelumnya dia masih baik-baik saja. Appa saja tidak bisa membujuknya untuk tetap tinggal di rumah," tutur Sara.

Joonmyeon menghela nafas perlahan. Rasanya terdengar aneh Sara bicara seperti itu. Tapi Joonmyeon ingat kalau Yifan sendiri yang meminta Sara untuk tidak mengatakan apapun mengenai seksualitasnya pada siapapun termasuk pada Joonmyeon dan Junhyeok –Yifan juga menyuruhnya untuk berpura tidak mengatakan apapun.

"Dia bilang ingin fokus persiapan ujian akhir dan UAL."

Giliran Sara yang menghela nafas. "Memangnya di rumah dia tidak bisa fokus? Selama ini dia juga selalu berada di kamarnya dan hanya melukis. Dia hanya keluar untuk makan atau pergi membeli cat serta kanvas."

Joonmyeon sedikit tersenyum mendengar protesan Sara. Kemudian Joonmyeon menghabiskan semua bubur sebelum suster datang untuk mengambil tray tersebut.

Sara memperhatikan Joonmyeon dengan lekat. Mereka baru berkenalan dalam waktu singkat, tapi ia dan Junhyeok memutuskan untuk menikah hanya dalam waktu beberapa minggu. Bahkan Joonmyeon dan Yifan sama tidak bisa menolak karena persiapan pernikahannya sudah siap. Padahal Sara sudah bicara pada Junhyeok untuk menunda pernikahan setidaknya beberapa bulan walaupun mereka sudah saling mengenal sejak satu setengah tahun lalu. Tapi karena alasan masalah internal perusahaan, Junhyeok memutuskan untuk mempercepat pernikahan.

Sara sangat bersyukur karena Joonmyeon dan Yifan dapat menerima keputusan mendadak itu dengan sangat baik.

Joonmyeon sedikit mengerutkan kening ketika melihat Sara yang begitu serius memandangnya. "Mom? Kenapa menatapku begitu?"

"Terima kasih," ucap Sara.

"Te-terima kasih? Untuk apa?"

Sara mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Joonmyeon –mengusapnya dengan lembut. "Karena menerima Mom dan Yifan sebagai keluargamu."

*****

Jinri dengan sedikit gugup memperhatikan Eomma-nya yang sedang mencoba menghubungi Siwon. Entah ini sudah yang keberapa-kalinya. Mungkin ke-duapuluh. Tapi Siwon sepertinya dengan sengaja mematikan ponselnya. Bahkan Jinri yang mengirim pesan secara diam-diam untuk Siwon, juga tidak mendapatkan balasan apapun dari kakaknya tersebut.

Ujung mata Jinri memperhatikan Hyojin yang sedang menikmati teh-nya dengan tenang. Gadis itu seakan tidak peduli apakah Siwon akan muncul atau tidak. Jinri mendengus pelan. Hyojin memang cantik, tapi Jinri tidak menyukai sikap arogan gadis itu.

Entah apa yang Eomma-nya lihat dari sosok Jung Hyojin tersebut.

Yoojin akhirnya menyerah. Dia kembali duduk di sofa tepat dihadapan Hyojin. Yoojin tersenyum sungkan. Dia tidak pernah dipermalukan seperti itu sebelumnya. Terlebih Siwon sering-kali menuruti ucapannya untuk menghadiri pertemuan seperti ini.

"Hyojin, sepertinya Siwon sedang sibuk denga pekerjaannya. Dia memang tidak biasa bekerja di akhir minggu, tapi mungkin saat ini pekerjaannya sedang menumpuk," tutur Yoojin.

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang