Zitao bergantian memperhatikan Yifan dan Joonmyeon. Walaupun keduanya hanya diam, tapi Zitao bisa merasakan ada sesuatu ketegangan di antara keduanya. Zitao menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan. Rasanya dia datang di saat yang tidak tepat.
"Zitao..."
Sontak Zitao mengangkat kepalanya dan menatap Sara yang memanggilnya. "Ya, Bibi?"
"Ada apa denganmu? Apa kau tidak menyukai makanannya?" tanya Sara dengan ekspresi khawatir.
Yifan dan Joonmyeon memperhatikan Zitao dengan lekat. Hal itu membuat Zitao menjadi salah tingkah. Zitao tersenyum dan menggeleng. "Tidak, Bibi. Aku menyukai makanannya. Mungkin hanya terlalu lelah," ucapnya.
Yifan mengernyit. "Selama di pesawat, kau hanya tidur. Apanya yang lelah?"
"Yifan!" tegur Sara.
Yifan mendengus lalu kembali melanjutkan makan. Joonmyeon sendiri masih memperhatikan Zitao yang hanya terkekeh. Kemudian Joonmyeon menoleh pada Sara. Sara menyadari kalau Joonmyeon sedang menatapnya. "Ada apa Joon?"
"Uhm... Mengenai hasil pemeriksaan. Akhir minggu ini, bukan?" tanya Joonmyeon.
Sara mengangguk. "Mom ingat, Joon. Kita akan pergi bersama untuk bertemu dengan dokter lagi. Appa juga akan ikut."
"Appa juga ikut?"
Sara kembali mengangguk. Kali ini Yifan yang memperhatikan Joonmyeon dengan lekat. Tapi dia tidak mengatakan apapun. Yifan ingat kalau Joonmyeon pergi ke rumah sakit saat dia pergi ke Guangzhou.
Apa mungkin...?
"Jangan terlalu khawatir Joon," ucap Sara lagi.
Joonmyeon hanya tersenyum tipis dan melanjutkan makan siangnya. Namun, dia melirik Yifan yang memperhatikannya terus. Joonmyeon lalu menunduk berusaha untuk menghindari tatapan Yifan tersebut.
*****
Kyuhyun mendengus jengkel mendengarkan ucapan Eommanya. Dia baru saja sampai di rumah dan Eommanya langsung mengomelinya. Hell, Hyukjae bahkan masih belum pergi. Kyuhyun malu bukan main. Dia sudah tigapuluhdua tahun tapi semua keluarganya masih memperlakukannya seperti dia masih tujuhbelas tahun. Itu menyebalkan. Sangat menyebalkan.
"Eomma... Aku baik-baik saja. Tidak ada luka apapun. Bisakah Eomma tidak mengomeliku seperti aku ini masih tujuhbelas tahun? Oh, ayolah... Hyukjae memperhatikan!" protes Kyuhyun.
Kim Hannah menghela nafas jengkel dan melirik ke arah Hyukjae yang terlihat canggung. Kemudian Hannah kembali menatap Kyuhyun. "Arraseo. Untuk kali ini, kau terbebas. Tapi nanti malam, Appa-mu masih ingin bicara. Naiklah ke kamar. Eomma akan menyiapkan makan siang. Hyukjae-sshi, kau akan makan siang bersama kami."
"Eh, tapi aku harus..."
Kyuhyun menoleh padanya. "Kau tidak akan bisa menolak, Hyukjae. Eomma bilang "akan" itu artinya kau harus makan siang juga. Ayo naik ke kamarku. Ada yang ingin kuberikan padamu."
Kemudian Kyuhyun langsung menuju tangga. Hyukjae menghela nafas dan mengikuti Kyuhyun menuju kamarnya di lantai dua. Well, ini pertama-kali bagi Hyukjae melihat Kyuhyun diperlakukan seperti itu oleh keluarganya. Hyukjae memang pernah melihat cara Ahra memperlakukan Kyuhyun, tapi dia tidak menyangka kalau semua anggota keluarga yang lain juga melakukan hal yang sama pada Kyuhyun.
"Jangan mengatakan apapun di kantor mengenai hal yang baru saja kau lihat. Semua keluargaku sepertinya menghentikan usiaku di angka tujuhbelas. Jadi, walaupun sudah limabelas tahun berlalu, bagi mereka, aku ini masih tujuhbelas tahun," tukas Kyuhyun yang berjalan menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...