Siwon terbangun dengan sakit kepala yang luar biasa. Beberapa kali ia menekan kepalanya berharap sakitnya akan berkurang tapi rasa sakit itu sama sekali tidak berkurang. Siwon berusaha bangun tetapi ia merasa ada sesuatu yang menahan tubuhnya. Ia mengernyit dan menyingkap selimut.
"YAK, SHIM CHANGMIN!!" serunya dengan keras ketika ia melihat Changmin tertidur dengan nyenyak sembari memeluknya. Siwon segera mendorong tubuh Changmin hingga sepupunya itu hampir terjatuh dari tempat tidur.
Changmin mendesis kesal. Ia tidak menyukai jika ada orang lain yang menganggu tidurnya. Bahkan jika itu Siwon sekalipun.
"Apa yang kau lakukan di sini, eoh?" omel Siwon sembari bangun dari tempat tidur. Siwon kembali menekan kepalanya. Hell, sebenarnya semalam aku minum seberapa banyak?
Changmin membuka matanya dan melirik Siwon. "Tentu saja tidur, Siwon. Semalam kau mabuk sekali, makanya aku mengantarmu. Ibumu mengijinkanku untuk tidur di sini" tukas Changmin sembari memeluk bantal. Ia berniat untuk kembali tidur.
Siwon dengan cepat menarik bantal tersebut. "Bangun!! Jika kau ingin tidur, pulang ke rumahmu sendiri, Shim."
Changmin mengerang sebal. Kemudian ia bangun dan mengacak rambutnya. "Hey, seharusnya kau berterima-kasih padaku, Choi. Jika semalam aku tidak segera membawamu pulang maka...."
Siwon menatap Changmin dengan penuh curiga. "Memangnya apa yang terjadi semalam? Seingatku, kita hanya minum dengan Pengacara Cho dan teman-temannya itu." Siwon lalu melempar bantal itu ke tempat tidur.
"Well, sepertinya kau masih mabuk berat. Asal kau tahu saja, kau hampir...."
"Hampir apa?"
Changmin menyeringai. "Jika kupikir lagi, untuk apa aku mengatakannya. Kau selalu saja bersikap seenaknya padaku. Kau cukup beruntung, aku selalu berusaha untuk mencegahmu dari masalah jika kau sedang mabuk, Choi."
"Fine. Kau bisa kembali bekerja dibawah pengawasan ayahmu. Well, kurasa pekerjaan itu tidak buruk juga," sahut Siwon sembari berjalan menuju kamar mandi.
Changmin membulatkan matanya. "Yah.!! Yah.!! Kau tahu alasanku bekerja dibawah pengawasanmu karena aku tidak ingin bekerja dibawah pengawasan ayahku. Yah, Choi Siwon!!"
Siwon tersenyum. "Maka ceritakan apa yang terjadi semalam, Shim Changmin. Kurasa kau bisa mulai bercerita setelah aku selesai mandi."
Siwon kemudian menutup pintu kamar mandi sedangkan Changmin mendengus sebal.
Damn you, Choi Siwon. Tapi kurasa dia akan malu sendiri jika mendengarnya. Hahahahaha...
*****
Kyuhyun duduk di meja makan dengan rasa sakit luar biasa. Ahra tersenyum tipis melihatnya segera memberikan semangkuk sup untuk adiknya tersebut. Kyuhyun meliriknya dan menggumamkan "terima kasih" sebelum akhirnya melahap sup tersebut.
"Ini pertama-kalinya kau pulang dalam keadaan mabuk. Hyukjae benar-benar kewalahan mengantarmu hingga kamar. Kau harus berterima-kasih padanya nanti," tukas Ahra.
Kyuhyun hanya mengangguk. Ia masih sibuk menghabiskan sup yang dibuatkan oleh Ahra. Noona Kyuhyun itu hanya memandanginya dengan tersenyum. Kyuhyun sedikit meliriknya dengan tidak nyaman. "Kenapa menatapku begitu? Apa aku melakukan hal-hal aneh semalam?"
Ahra mengangkat bahu. "Entahlah. Aku tidak bertanya apapun pada Hyukjae. Tapi temanmu itu mengeluhkan betapa memalukannya dirimu saat di bar. Heechul oppa meneleponku dan menanyai kondisimu."
Kyuhyun mengernyit. "Rasanya aku tidak melakukan apapun. Seingatku."
"Benarkah? Tapi Hyukjae dan Heechul oppa sepertinya tidak sepakat. Kau mungkin harus bertanya pada mereka mengenai apa yang terjadi semalam di bar. Habiskan supnya, aku harus pergi. Sampai bertemu saat makan malam, Kyu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...