Kyuhyun menarik nafas dan berjalan masuk ke dalam lobby kantor firma hukum Kang. Jauh dalam sudut hatinya ia merasa sangat bersalah pada semua rekan kerjanya. Tanpa kabar selama lima jam bukanlah sesuatu yang mudah untuk dimengerti. Kyuhyun menarik nafas lagi ketika ia melihat Hyukjae.
"Hyuk..."
Sontak Hyukjae menoleh. Begitu pula dengan beberapa rekan kerjanya yang berada di koridor tersebut. Hyukjae mengusap wajahnya dan menghampiri Kyuhyun. Ia menatap Kyuhyun dengan lekat.
Hyukjae memperhatikan Kyuhyun dari ujung rambut hingga ujung kaki. Seakan ia sedang memastikan bahwa Kyuhyun tidak terluka sama sekali. Setelah benar-benar yakin, Hyukjae lalu memeluk Kyuhyun dengan erat.
"Jangan pernah pergi sendiri lagi mulai sekarang. Mengerti?! Aku hampir saja akan menghubungi noonamu."
Kyuhyun menepuk punggung Hyukjae. "Terima kasih karena tidak melakukannya. Dan maaf karena membuat kalian semua khawatir."
Hyukjae melepaskan pelukannya. "Sebaiknya kau mempunyai penjelasan yang masuk akal. Karena diculik selama lima jam dan pulang dalam kondisi baik-baik saja? Itu sama sekali tidak masuk akal."
"Well, aku sendiri menganggap ini tidak masuk akal."
*****
Changmin membuka pintu perpustakaan dan melihat Siwon sedang mendengarkan music klasik. Well, bukan kebiasaan Siwontapi sepupunya itu akan mendengarkan musik-musik klasik jika dia sedang dalam kondisi benar-benar stress. Changmin menarik nafas dan mengetuk pintu.
Siwon menoleh dan mengecilkan volume suara musik yang sedang didengarkannya. "Ada apa?"
"Kau mendengarkan musik klasik? Karena masalah apa? Karena terakhir kali kau mendengarkan musik klasik sekitar setahun lalu ketika kau pulang dari New York karena mengurus masalah kantor cabang di sana. Aku hanya penasaran untuk alasan hari ini kau mendengarkannya," tutur Changmin yang tidak berpindah dari ambang pintu.
Siwon menghela nafas. "Apa begitu aneh hingga kau penasaran?"
Changmin mengangguk.
"Well, kurasa kau tahu alasannya," ucap Siwon.
Changmin mengernyit. "Cho Kyuhyun? Choi Siwon, ada apa denganmu eoh? Kau berulang-kali mengatakan padaku kalau kau bukan gay, walaupun seberapa seringnya aku mengodamu karena kau dan Cho Kyuhyun sepertinya sangat berjodoh sekali. Tapi hari ini kau benar-benar mengejutkanku."
Changmin lalu berjalan mendekat dan duduk pada salah satu sofa tunggal. Siwon memperhatikan sepupunya dengan lekat. "Entahlah. Aku hanya lebih sering berpikir akhir-akhir ini. Mungkin lebih tepatnya Kakek yang membuatku berpikir. Mengenai perusahaan, mengenai pernikahan dan mengenai pewaris Choi selanjutnya."
"Mengenai perusahaan, aku paham karena kau mungkin adalah calon untuk Presdir berikutnya atau setidaknya sepuluh tahun mendatang. Mengenai pernikahan, ini memang sudah waktunya kau menikah, bukan? Tapi mengenai pewaris Choi? Maksudnya seorang anak laki-laki yang akan meneruskan garis keluarga Choi? Lalu apa hubungannya kau memikirkan Cho Kyuhyun? Aneh sekali," ujar Changmin.
Siwon menatap sepupunya sembari menghela nafas panjang. Walaupun ucapan Changmin ada benarnya, kenapa ia harus memikirkan Cho Kyuhyun jika yang seharusnya dikhawatirkannya adalah masalah perusahaan dan keluarga?
"Aku memikirkan Cho Kyuhyun hanya sekilas saja. Itu pun karena Kakek sempat membicarakannya. Seperti biasa, Kakek menyuruhku segera memberikannya seorang cicit untuk menjadi pewaris Choi. Tapi bagaimana mau memberikan seorang pewaris jika menikah saja belum terlintas dalam rencana masa depanku."
Changmin mengernyit. "Belum terlintas? Heck... Kau yakin? Bukan karena kau masih memegang teguh prinsipmu untuk menunggu hingga ada seseorang yang benar-benar membuatmu jatuh cinta?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...