18

72 6 2
                                    

Joonmyeon mengernyit ketika ia melihat petugas medis dari panggilan 119 memasuki Legiun. Sepertinya ada pengunjung mall yang membutuhkan bantuan medis, tapi jika diperhatikan lagi ada beberapa orang dengan pakaian formal yang terlihat begitu cemas. Oh, Joonmyeon bahkan bisa mengenali kalau beberapa orang tersebut adalah orang-orang penting yang bertanggung-jawab atas Legiun.

Mungkin pengunjung VIP atau semacamnya, pikir Joonmyeon.

"Joon.."

Joonmyeon menoleh dan tersenyum pada Sara yang menunjukkan beberapa pakaian padanya. Setelah Sara kembali dari bandara, mereka pergi ke Legiun untuk membeli beberapa pakaian dan makan siang. Sebelumnya, Joonmyeon sudah meminta maaf karena bangun kesiangan. Tapi Sara mengatakan bahwa itu bukan kesalahannya. Yifan sendiri yang meminta agar Joonmyeon tidak dibangunkan.

Joonmyeon tidak mengerti dengan cara berpikir saudara tirinya tersebut. Jika Yifan memang menyukainya, setidaknya dia bisa berusaha untuk meyakinkan Joonmyeon. Seperti yang dilakukan Chanyeol pada Kyungsoo. Oh, setelah mendengar cerita singkat Kyungsoo –yang sedikit diganggu oleh tawa Baekhyun– mengenai bagaimana hubungan mereka berjalan, Joonmyeon sedikit merasa iri.

Well, Baekhyun bahkan mengatakan bahwa dia mungkin akan meyakinkan gadis yang disukainya dengan memanfaatkan usaha yang dilakukan oleh Chanyeol. Tapi Joonmyeon bukankah mengatakan bahwa dia tidak bisa menerima Yifan, lalu kenapa dia mengharapkan Yifan melakukan usaha seperti Chanyeol?

"Kau menyukai yang mana?" tanya Sara –menyadarkan Joonmyeon dari lamunannya.

Joonmyeon memperhatikan dua pakaian yang ditunjukkan Sara. Kemudian ia menunjuk yang di tangan kiri Sara. "Aku menyukai warnanya. Tidak terlalu mencolok."

Sara tersenyum lalu menyodorkan pada Joonmyeon. "Cobalah. Mom akan membelikannya untukmu."

Joonmyeon mengangguk dan hendak menuju kamar pas ketika terdengar suara gadus. Para petugas medis tersebut terlihat mendorong dua buah stretcher. Namun, wajah pasien yang dibawa ditutupi oleh selimut hingga tidak ada yang mengetahui siapa pasien tersebut. Sara juga memperhatikan kejadian tersebut.

"Mom dengar ada kecelakaan di arena ice-rink yang akan segera dibuka. Sepertinya petugas yang melakukan pengecekan rutin yang terluka," kata Sara.

Joonmyeon melirik Sara. "Benarkah? Tapi sepertinya pihak management Legiun juga ikut turun langsung. Mereka terlihat sangat khawatir. Selain itu, wajah keduanya ditutupi oleh selimut kalau petugas biasa mereka tidak akan melakukan hal itu. Kupikir salah satu pengunjung VIP atau semacamnya. Lebih parah, mungkin orang yang sangat penting lainnya. Selain itu, pihak management tidak akan seceroboh itu membiarkan petugas medis masuk Legiun dari pintu utama kalau yang terluka adalah petugas biasa. Entah, tapi sepertinya peristiwa ini mungkin akan segera muncul di portal berita. "

Sara terdiam dan memperhatikan Joonmyeon dengan lekat. Kemudian dia kembali tersenyum. Sara lalu mendorong Joonmyeon menuju kamar pas. "Coba pakaiannya, lalu kita bisa makan siang."

Joonmyeon menurut dan menutup pintunya. Sara menghela nafas panjang. "Walaupun dia bilang tidak mengerti, tapi sepertinya darah bisnis itu memang ada dalam dirinya. Kalau tidak, mana mungkin dia bisa berpikir seperti itu. Atau itu hanya pemikiran logika saja?"

*****

Haneul tersenyum pada suster yang memberikannya laporan salah satu pasiennya. Mulai hari ini Haneul kembali pada posisinya sebagai dokter bedah anak setelah beberapa minggu bertugas di bagian ER. Haneul membaca dengan teliti laporan tersebut agar dia tidak melakukan kesalahan.

"Selamat bertugas di tempatmu yang seharusnya, dokter Kang."

Haneul mengangkat kepalanya dan melihat seorang dokter muda berdiri di sebelahnya dengan sebuah senyuman. Dokter itu memberikan dokumen laporan mengenai kondisi pasiennya pada seorang suster.

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang