Kyuhyun menatap Haneul dengan lekat. Well, Kyuhyun sudah menyangka kalau Haneul pada akhirnya akan menemuinya secara langsung setelah ia mengabaikan semua panggilan telepon dari pria tersebut. Tapi Kyuhyun sama sekali tidak berpikir kalau Haneul akan menunggunya sampai sidang selesai.
Kyuhyun menghela nafas panjag dan menyesap Americanonya. Hah, entah sejak kapan Kyuhyun mulai menyukai meminum minuman hitam itu. Tapi kafeinnya cukup membantu Kyuhyun untuk sedikit rileks dari semua masalah yang timbul pada kehidupannya. Terlebih dari Kang bersaudara –oh dan juga keluarga Choi.
Haneul menarik nafas. "Sejak kapan kau mulai meminum Americano?"
Kyuhyun menaikkan satu alisnya dan menaruh kembali gelas kopinya di atas meja. "Kau menemuiku hanya untuk bertanya mengenai hal itu?"
"Tentu saja, tidak. Tapi...." Haneul terdiam sejenak. "Baiklah, kurasa kau juga tidak ingin menemuiku lama-lama. Mengenai tempo hari, saat aku..."
"Tempo hari? Apa kita bertemu? Ah, kita memang bertemu di rumah sakit bukan? Untuk mengobati lukaku lagi," ujar Kyuhyun dengan cepat memotong ucapan Haneul.
Haneul mengepalkan tangannya dengan kuat. "Kyuhyun, apa kau akan bersikap tidak pernah mendengarnya?"
"Memang apa yang kudengar? Kita membicarakan sesuatu? Seingatku tidak ada pembicaraan kita yang membuatmu harus bersikap seperti ini," sahut Kyuhyun.
"Bersikap seperti apa maksudmu?" Haneul mulai mengikuti permainan Kyuhyun. Walaupun Haneul tidak ingin mencari masalah baru dengan Kyuhyun, tapi pria dihadapannya ini sangat sulit untuk diajak bicara.
"Bersikap layaknya kau..."
"Apa? Layaknya aku sedang mencari kepastian mengenai pengakuanku padamu? Mengenai perasaanku padamu? Begitu?"
Kyuhyun hanya diam. Ia kembali meminum Americanonya. Haneul menghela nafas panjang kemudian mengecek jam dipergelangan tangannya. Sudah waktunya ia kembali ke rumah sakit, tapi Haneul tidak bisa pergi ditengah pembicaraan mereka.
Kyuhyun meliriknya. "Pergilah. Kau harus kembali ke rumah sakit, bukan? Aku juga harus kembali ke kantor. Kita bertemu lagi di rumah sakit untuk lukaku," ucapnya yang kemudian bangkit dan meninggalkan coffee shop tersebut.
Haneul sendiri hanya memandang kepergiaan Kyuhyun tanpa bisa menahan pria itu lagi.
Begitu sulitkah untukmu menerima bagaimana perasaanku ini, Kyuhyun?
*****
Changmin mengikuti Siwon yang sedang berkeliling Legiun. Sesekali keduanya masuk ke dalam beberapa toko dan mengobrol dengan pemilik atau staff toko tersebut. Legiun adalah sebuah mall besar yang dibangun oleh Choi Group dengan profit tahunan mencapai lebih dari empatpuluh miliar per tahunnya. Dengan ratusan toko brand-brand terkenal baik dalam maupun luar negeri, Legiun adalah salah satu asset terbesar di Choi Group selain beberapa anak usaha Choi Group di bidang otomotif, property atau pertambangan.
Changmin menghela nafas.
Siwon meliriknya. Sejak mereka sampai dan berkeliling Legiun, Changmin terlihat tidak bersemangat. Hah, seharusnya yang tidak bersemangat adalah dirinya. Terlebih dengan kejadian di pengadilan tadi. "Jika kau membenci pekerjaanmu ini, lebih baik kau kembali ke perusahaan ayahmu, Shim."
"Jangan mengungkit tentang itu lagi, Choi. Kau benar-benar menyebalkan," sahut Changmin.
Siwon tertawa kecil. "Kenapa? Apa karena kita berada di Legiun? Kau tidak ingin menemuinya?"
"Aku akan kembali ke kantor saja," tukas Changmin sembari beranjak pergi.
Siwon berbalik dan menatap Changmin yang meninggalkannya. "Hey, setelah dari Legiun, bukankah kita akan makan siang dengan Yunho dan Sooyoung? Ayolah, jangan pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...