Joonmyeon menghela nafas. Pikirannya sedang kacau sekali, bahkan sampai mempengaruhi mood-nya. Bahkan pagi ini saja, Joonmyeon hampir saja berteriak kesal karena penata rias menumpahkan kopi pada jas hitamnya. Tapi beruntung sang ayah cepat bertindak sebelum Joonmyeon mengeluarkan kekesalannya. Jadi, kini ia memilih untuk menenangkan diri di luar gereja.
Well, hari ini adalah hari pernikahan ayahnya dengan ibu Kevin. Joonmyeon bahkan tidak menyangka bahwa tiga minggu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin ia mendengar pengakuan Kevin.
Shit, Joonmyeon benar-benar memaki dirinya. Ia mengacak rambutnya –tidak peduli berapa lama stylish menata rambutnya. Joonmyeon hanya ingin menyingkirkan pikiran yang selalu menganggunya.
Kevin menyukai dirinya.
Hah, mereka bahkan tidak saling mengenal. Walaupun Kevin mengatakan awalnya ia tidak tertarik, tapi bagaimana bisa Kevin malah memperhatikan secara terus-menerus? Well, Joonmyeon tidak pernah menganggap dirinya menarik. Bahkan jika dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, mereka jauh lebih menarik –terutama para siswi kelas Musik. Tapi kenapa Kevin malah memperhatikannya?
Joonmyeon selalu merasa bahwa dirinya tidak cukup menonjol. Tubuhnya kecil, walaupun Kyungsoo dan Baekhyun juga memiliki tubuh yang kecil. Lalu kemampuan bernyanyinya masih biasa-biasa saja. Suatu keberuntungan Joonmyeon bisa terpilih untuk mewakili kelas Musik pada Festival Tahunan. Terlebih Joonmyeon adalah seorang pria.
"Aku bahkan tidak tahu apakah aku menyukai gadis atau pria," gumam Joonmyeon tanpa sadar.
Itu memang benar. Selama ini Joonmyeon hanya terfokus pada sekolahnya. Ia bahkan tidak pernah memikirkan untuk memiliki seorang kekasih. Yang paling parah, Joonmyeon tidak tahu apakah ia mempunyai rasa ketertarikan pada gadis –atau mungkin pria.
Joonmyeon mengerang kesal lagi. Pikirannya menjadi semakin kalut. Ia mengacak rambutnya lagi.
"Kurasa Ayahmu tidak akan senang jika kau muncul dengan rambut berantakan seperti itu, Joon."
Joonmyeon berbalik dan mendapati seorang pemuda dengan penampilan berbeda jauh dari tiga minggu sebelumnya. Mulut Joonmyeon terbuka lebar. "Ke-Kevin?"
Kevin tertawa melihat reaksi Joonmyeon dan berjalan mendekati pemuda yang lebih kecil darinya tersebut. "Ini aku. Kenapa? Apa karena rambutku?"
Joonmyeon hanya mengangguk. Well, penampilan Kevin benar-benar berbeda. Tiga minggu lalu, rambut Kevin masih berwarna pirang tapi sekarang warnanya sudah hitam dan dipangkas pendek. Terlebih, pemuda tinggi itu memakai setelan jas formal dengan design yang hampir sama dengan setelan Joonmyeon. Hell, Kevin benar-benar tampan!
"Mungkin karena kau selalu menghindar setiap pertemuan untuk mempersiapkan pernikahan. Aku sudah memangkas rambutku sejak dua minggu lalu," ujar Kevin.
Joonmyeon secara mental menampar dirinya. Ia harus kembali pada akal sehatnya. "Oh. Itu bagus. Maksudku, style rambutmu sekarang," tutur Joonmyeon agak gugup.
Kevin kembali tersenyum. Kemudian ia menyentuh kepala Joonmyeon dan sedikit merapikan rambut pemuda yang akan menjadi saudaranya hari ini. Joonmyeon tidak berubah sedikit pun. Tiga minggu tidak bertemu, Kevin sangat merindukannya tapi tidak mempunyai keberanian lebih untuk menemuinya. Walaupun Kevin tahu, Joonmyeon akan selalu berada di rumahnya.
"Aku juga menyukai style rambutmu sekarang," tukas Kevin yang kemudian menarik kembali tangannya dan menyimpannya dalam saku celananya.
Joonmyeon berkedip beberapa-kali. "Eh? Kevin, aku belum mengganti model rambutku sejak awal semester."
"Tepat sekali."
Joonmyeon menatap Kevin dengan bingung. Kevin tertawa kecil melihat ekspresi bingung Joonmyeon yang menggemaskan. Kevin sedikit menunduk selevel dengan mata Joonmyeon. "Aku menyukainya. Sejak awal semester."
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarface
FanfictionTOLONG DIBACA DULU DESKRIPSINYA YAA!!! re-publish dari blog wordpress pribadi dengan judul yang sama. karena re-publish, jadi tidak ada editing, semuanya benar-benar ada apanya dari wordpress termasuk dengan berbagai typo-nya. content warning: ada s...