46

65 3 0
                                    

Changmin tersenyum puas ketika ia mendapatkan pesan dari Siwon yang mengatakan pertemuan dengan UK Corporate berjalan dengan lancar. Berbeda dengan pertemuan pertama. Dokumen resmi mengenai kerja-sama akan dikirimkan secara langsung dari London, berhubung Uhm Ki Joon akan kembali ke London malam ini. Well, setidaknya pembicaraan mengenai kerja-sama ini berjalan cukup singkat dibandingkan dengan kerja-sama lainnya.

Walaupun sebenarnya Changmin dan Siwon mendapatkan peringatan dari Jaewon mengenai kerja-sama tersebut. Jaewon meminta mereka untuk lebih berhati-hati saat membaca isi dokumen dan membuat keputusan. Tapi mereka sudah membacanya berulang-kali dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mungkin itu hanya kekhawatiran saja, karena mereka akan berurusan dengan perusahaan sebesar UK Corporate.

Changmin membalas pesan Siwon secara singkat. Lalu menyimpan ponselnya ke saku dalam jasnya. Kemudian dia menarik nafas perlahan. Saat ini dia masih menunggu kencan butanya untuk datang. Rae Won sudah mengatur waktu dan tempatnya. Sebuah café di daerah Samchungdong pukul enam sore.

Dan Changmin datang empatpuluhlima menit lebih awal.

Sebenarnya Changmin bisa ikut pergi dengan Siwon ke pertemuan dengan UK Corporate, tapi dia memilih untuk pergi ke salon sekedar untuk merapikan rambutnya dan memilih pakaian yang cocok. Terkesan berlebihan memang. Tapi Changmin ingin memberikan kesan yang baik.

Changmin melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Hampir pukul enam. Tanpa sadar ia tersenyum sendiri. Walaupun dia sedikit khawatir dengan reaksi kencan butanya –Yang Jihyun. Oh, berkaitan dengan alasan yang akan diberikan Changmin, dia akan memilih mengatakan kalau dia tidak mengetahui apapun mengenai rencana kencan buta tersebut. Itu memang kebohongan, tapi Changmin sudah memikirkan segala scenario yang akan terjadi jika dia menceritakan secara jujur.

Ia hanya berharap kalau Jihyun akan mengerti. Dan jika kencan buta ini gagal, setidaknya Changmin tidak akan menyesal.

Beberapa menit kemudian, tangan Changmin sudah berkeringat karena gugup. Dan ketika sosok Yang Jihyun memasuki café, Changmin berpura untuk tetap tenang. Dia harus bersikap kalau dia tidak mengetahui kalau orang yang ia tunggu adalah gadis tersebut. Changmin kini mulai berdoa agar semuanya berjalan dengan lancar.

Berbeda dengan Changmin, Jihyun yang memeriksa sekeliling area café tersebut sedikit terkejut melihat sosok Changmin. Jihyun terdiam sejenak dan melihat ke beberapa meja lain. Dia berharap kalau orang yang harus ditemuinya hari ini bukanlah Shim Changmin.

Tak lama, seorang pegawai menghampirinya. "Anda sudah membuat reservasi, Nona?"

"Ah? Reservasi atas nama Yang Jihyun?" ucapnya. Managernya mengatakan orang yang mengatur kencan buta itu menggunakan namanya untuk reservasi.

Pegawai itu tersenyum lalu mengantarkan ke meja yang sudah disiapkan. Jihyun mengikuti pegawai tersebut. Namun, langkahnya terhenti saat pegawai itu menunjuk meja di mana Changmin duduk. Jihyun menatap Changmin dengan lekat.

Changmin juga menatap Jihyun –kembali berpura kalau dia baru menyadari keberadaan gadis tersebut. Sang pegawai yang mengantarkan Jihyun meninggalkan mereka berdua. Inilah saatnya.

Changmin menarik nafas panjang lalu berdiri. Dia menghampiri Jihyun. "Apa kau Nona Yang yang harus bertemu denganku hari ini?"

"Nona Yang?"

"Kakak iparku mengatur kencan buta untukku. Dia tidak mengatakan siapa orangnya. Hari ini dia mengirimkan pesan kalau aku harus menemui Nona Yang di café ini. Aku sama sekali tidak berpikir kalau Nona Yang yang dimaksud adalah dirimu," tutur Changmin dengan tenang.

Jihyun menatap Changmin dengan penuh selidik. Rasanya begitu mencurigakan. "Managerku mengatakan kalau orang yang mengatur kencan ini untuk adik sepupu suaminya yang sedang mencari calon istri karena keluarganya menyuruhnya menikah dalam waktu satu tahun."

ScarfaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang