PROLOG: Pertemuan Pertama

907 35 0
                                    

[PROLOG]

Di tengah tengah reruntuhan bangunan akibat gempa yang terjadi beberapa jam yang lalu, seorang gadis berhijab sedang mengeluh sedikit cidera di beberapa bagian di tubuhnya.

Karena dia terjebak dalam reruntuhan bangunan yang membuat suasana di sekitarnya begitu berdebu, sempit, dan sedikit gelap.

Hanya bantuan yang bisa dia harapkan saat itu.

Lalu tak berselang lama, terdengar derap langkah yang mendekat ke posisi dia berada sekarang.
Sontak dia tergugah dan berusaha mencari asal suara.

Lalu seorang lelaki berseragam militer muncul di balik reruntuhan bangunan yang sangat parah,dia berjalan dengan membawa senter di tangannya yang berdebu semen.

Sontak gadis itu langsung berusaha melambaikan tangannya sebisa mungkin, karena suaranya menjadi begitu serak dan tidak memungkinkan dia untuk berteriak.

Lantas tentara itu menyadari sebuah lambaian tangan dari jarak yang sedikit jauh dari posisi berdiri nya,dan dia langsung memutuskan untuk mendekati seseorang itu.

Setelah memastikan bahwa ada seseorang yang masih hidup, tentara itu langsung menghampiri gadis itu dengan langkah cepat sehingga menimbulkan suara gesekan batu dan material lainnya yang dia pijak.

Bahkan atribut yang di pakainya pun ikut menimbulkan suara karena langkah berlari nya yang sergap.

Tentara itu lantas berjongkok untuk berbicara pada gadis itu.

"Apa kau tidak apa apa?"tanya tentara itu yang kini tubuhnya sudah berjarak dekat dengan gadis yang dia temukan itu.

Gadis itu hanya mengangguk cepat dan wajah lemasnya semakin terlihat jelas.

"Apa ada bagian tubuhmu yang terluka?"
"Tidak ada, Alhamdulillah aku baik baik saja."jawab nya dengan suara yang serak.

Lalu gadis itu kembali berbicara,
"Terimakasih, terimakasih telah datang,tolong keluarkan aku dari sini."

"Iya,saya beserta tim saya akan berusaha menyelamatkan para korban gempa ini jadi kau tenang saja, insya Allah saya akan mengeluarkanmu dari sini dengan selamat."jawab tentara itu berusaha menenangkan gadis berparas cantik itu.

Gadis itupun mengangguk tenang,lebih tepatnya berusaha untuk tenang.

Lalu tiba tiba,sebuah serpihan bangunan kembali roboh dan menimbulkan keterkejutan pada keduanya.

Sontak si tentara langsung bangkit untuk memeriksa runtuhan bangunan itu.

Lalu setelah di periksa,wajah tentara itu seketika berkerut sesal dan gadis itu menyadari nya.
"Ada apa?"tanya gadis itu yang masih terduduk lemas.

"Sayang sekali, serpihan bangunan tadi yang baru saja roboh itu menutupi jalan kita untuk bisa keluar dari sini, padahal ini jalan satu satunya."jawab si tentara.

Seketika wajah gadis itu langsung terlihat kecewa dan sedih.
Lantas lelaki itu langsung mengambil HT di saku rompi militernya untuk memberikan laporan.

"Posko 1!"ucapnya melalui HT di genggaman nya.
"Monitor!"lawan bicara membalas.

"Instruksi,saya menemukan satu korban lagi,dia seorang perempuan dan dia masih hidup,namun barusan terdapat runtuhan bangunan susulan sehingga membuat jalan kami untuk keluar tertutup, apakah bisa kirim bantuan kesini?"

"Sebelumnya, bagaimana keadaan perempuan itu?"

"Dia baik baik saja,dan hanya mengalami luka luka ringan."

"Baik,kami akan segera kirimkan bantuan ke dalam,dimana posisimu?"

"Sekitar 10 meter dari titik masuk."

"Baik,tapi apakah perempuan itu bisa menunggu sampai bantuan datang?"

Lalu tentara itu menggulirkan kedua matanya menatap si gadis yang masih terduduk lemas,lalu mendekati nya.

"Apa kau bisa menunggu sampai bantuan datang?"tentara itu kembali menanyai nya.
"Iya,insya Allah aku masih bisa."jawabnya.

Lantas sang tentara mengangguk yakin.
"Dia bisa."

"Baik, tunggu sampai bantuan datang!"

Lalu pembicaraan mereka menggunakan handy talky itu berakhir.

Setelah itu si tentara langsung mendudukkan dirinya di atas tumpukan batu batu yang merupakan bagian dari serpihan bangunan.

Wajah tentara itu cemong dengan asap,debu dan juga pasir semen dan dia duduk dengan jarak yang sedikit berjauhan dengan gadis itu seraya bersandar pada sebuah dinding yang masih tersisa dari semua bagian gedung yang sudah hancur.

"Sekali lagi saya ucapkan terimakasih."ucap gadis itu lagi.

"Iya sama sama,ini sudah menjadi tugas saya untuk menolongmu dan korban lainnya."

Gadis itu mengangguk mendengarkan,dengan kondisi wajah nya yang sedikit lusuh dan jilbab yang di kenakan nya juga bernoda pasir semen berwarna abu-abu.

"Siapa namamu?"lontar tentara itu berusaha mengajak berbincang gadis itu sejenak.

"Saya,,saya zelira."jawabnya gugup.
Tentara itu tersenyum melihat ke arah gadis itu.

"Jangan gugup begitu,saya gak galak kok,
Saya letnan Elang, panggil saja Elang."

Lantas gadis itu tersenyum kecil dan terkesan malu-malu seraya keduanya sama sama saling melirik singkat.
...








~ELMADAV:The Former Executor~

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang