Zelira berdiri bersama vander si lelaki pemilik tato di leher belakangnya itu, memandangi seorang lelaki yang telah tak berdaya dengan kondisi tubuhnya terduduk terikat tali di sekujur tubuhnya.
Wajah nya pun sudah babak belur akibat dirinya yang sempat melawan,dan lebam sehabis di pukuli.
Sedangkan tiga orang lainnya juga berdiri di dekat lelaki yang tak berdaya itu memandangi dengan tatapan bengis.
"Setelah ini kita habisi dia!"perintah vander pada tiga anak buahnya itu.
Setelah mendengar perintah itu di lontarkan,sontak zel langsung membuang muka tak sanggup melihat kesadisan yang sebentar lagi akan terjadi di hadapan nya.
"Kenapa setiap kali kita mengeksekusi,kau selalu membuang muka, disini itu kita eksekutor nya, seharusnya kau sudah harus mulai terbiasa."ucap vander di tujukan untuk Zelira.
"Aku tidak pernah sungguh sungguh melakukan ini,dan kau tahu itu."jawab zel lalu meninggalkan ruangan itu dan memilih untuk menunggu di depan pintu.
Vander memberi isyarat pada anak buahnya supaya menjeda sejenak apa yang di perintahkan nya kepada mereka.
Lalu vander berjalan menyusul zel yang berdiri di depan pintu.
"Kau selalu bilang bahwa kau tidak pernah sungguh sungguh melakukan ini,tapi tetap saja pada intinya kau berada di pihak kami,dan kau juga selalu diam jika kita membunuh atau menyiksa seseorang, bukankah itu sama jahatnya?"telak vander bersandar pada dinding di samping pintu menyambangi Zelira yang berdiri mematung.
Nafas Zelira berhembus tak karuan,rasa sesak seperti menyiksa jiwanya yang penuh rasa bersalah.
Lantas vander menyembulkan kepalanya sehingga terlihat oleh anak buahnya yang masih berada di dalam ruangan, kemudian dia mengisyaratkan kepada mereka untuk melanjutkan apa yang dia perintahkan yaitu membunuh lelaki yang terikat tali itu.
Setelah itu vander kembali menatap ke depan dan tidak memilih masuk.
Suara rintihan,jeritan dan teriakan akibat pukulan sadis yang di layangkan terdengar jelas dan menusuk ke telinga zel yang mendengar nya dari luar ruangan.
Ini bukanlah kali pertama bagi Zelira,namun setiap kali dia mendengar itu dia selalu merasa tersiksa akan rasa bersalah sedangkan dia hanya bisa berdiam diri tak bisa berbuat apa apa.
Zelira mengepalkan kedua tangannya sebagai pelampiasan kekesalan nya pada dirinya sendiri dan dia memejamkan matanya setiap kali suara rintihan rasa sakit itu terus terdengar.
Seketika terbukalah kedua mata Zelira dengan nafas yang terengah-engah beserta keringat dingin bercucuran di kening dan lehernya sehingga membasahi jilbab yang dia kenakan.
Dia berusaha menstabilkan nafas nya yang memburu dan detak jantungnya yang berdegup kencang, perlahan dia mulai bangun dari berbaring nya dan berusaha membuka matanya lebar lebar,setelah kesadaran nya pulih dia mulai menyadari bahwa semua hanyalah mimpi, meskipun apa yang dia lihat di mimpi itu benar benar pernah terjadi dalam kehidupan nya setahun yang lalu.
Zel menyentuh dadanya yang terasa sesak dan terus berusaha menenangkan dirinya dengan terus mengambil nafas dalam dalam.
Lalu dia menoleh ke samping dan melihat ezma tengah tertidur pulas di samping nya,untung saja dia tidak sampai membangunkan temannya itu.
Lalu dia kembali menatap ke depan.
"Kenapa aku bisa memimpikan hal itu?"gumamnya.
...Pagi hari itu suasana di desa cerah dan riang sekali,zel dengan kameranya sedang memotret para anak anak di desa itu yang sedang bermain,gadis itu tertawa lepas melihat tingkah lucu setiap anak itu yang juga menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]
Action"Ketika tangan lembutnya harus kembali menekan pelatuk" Bercerita tentang seorang perempuan muslimah yang baik namun memiliki masa lalu yang sangat buruk dan di rahasiakan nya dari semua orang. Zelira El Zakhrasy, perempuan muda yang berprofesi seba...