Cerdik dan Pemberani

101 12 0
                                    

Aneh memang,dia pikir dia harus menghadapi segerombolan orang di setiap sudutnya namun nyatanya area gedung ini lebih sepi dari yang dia kira, meskipun itu tidak akan membuat nya lengah begitu saja.

Ini jugalah yang menjadi alasan nya memilih melarikan diri di waktu terang,supaya saat dia memadamkan listrik dan suasana gedung menjadi gelap,dia tetap bisa melihat dari bantuan cahaya di waktu siang.

Gadis itu berharap dengan listrik yang mati secara tiba tiba bisa mengalihkan perhatian semua orang yang berada di dalam gedung ini,agar langkahnya lancar dan tak ada yang menghadang.

Saat hendak melewati persimpangan dinding,karena bentuk gedung yang penuh dengan koridor,zel tak sengaja mendengar langkah kaki mendekat yang membuat nya seketika berhenti untuk mengetahui langkah siapa itu.

Dia berusaha menempelkan tubuh nya pada dinding di belakang nya setegak mungkin,agar siapapun orang itu tidak akan menyadari keberadaan nya apalagi di tambah suasana yang sedang gelap.

Namun dia tidak akan membiarkan orang itu berlalu begitu saja,harus ada sesuatu yang dia ambil dari orang itu untuk menambah pertahanan nya.

Senjata.

Itu lah target nya saat itu.

Ketika lelaki itu mendekat dengan cepat zel langsung melayangkan pukulan keras dengan menggunakan potongan kayu dari kursi yang sebelumnya dia patahkan.

Pukulan itu dia berikan tepat di area pelipis  lelaki itu sehingga membuat nya tersungkur jatuh.

Saat lelaki itu masih menggeliat kesakitan zel kembali memukulkan kayu itu ke punggung nya sehingga lelaki itu langsung tak sadarkan diri dan suasana kembali hening.

Hanya terdengar nafas memburu dari zelira itu sendiri.

Tanpa berlama-lama,zel bersigap mencari senjata yang melekat di tubuh lelaki itu,berusaha sebisa mungkin tak menimbulkan suara gaduh apapun.

Sebuah senjata laras pendek pun dia dapatkan,lalu dia ambil senjata itu dan akan di gunakan nya untuk melindungi diri sampai akhirnya rencana dia untuk melarikan diri berhasil.

Setelah itu untuk mempersingkat waktu yang dia miliki saat itu,zel kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju ke suatu ruang.

Zel tahu bahwa gedung ini pasti memiliki rooftop,dan rencana selanjutnya adalah dia harus bisa sampai ke rooftop sebagai jalan yang akan dia tempuh untuk keluar dari gedung itu.

Karena disini dia bukanlah seorang tamu yang bisa dengan mudah keluar melalui pintu utama,dan dia juga tidak mau mengambil resiko dengan nekat memilih keluar melalui pintu utama yang pasti nya akan lebih ketat penjagaanya.

Ketika kakinya berpacu dengan cepat,tiba tiba sebuah pukulan keras mendarat di pelipis nya yang membuat nya langsung ambruk jatuh.

Sebuah tamparan keras dari seorang penjaga yang ternyata sudah mengetahui jejak langkah zel.

Zel meringis nyeri di bagian pelipis nya, menyentuh pelipis nya yang kini berbekas memar merah dan perlahan melihat ke atas untuk mengetahui siapa yang baru saja memberikan nya tamparan keras.

Penjaga itu menyegir seram dengan kepalan tangannya yang berkulit sawo matang dan urat nadi yang berkerut tajam.

Penjaga itu ternyata berjumlah dua orang,dan mereka pun hendak menyeret zelira untuk kembali di sekap,namun sebelum tubuhnya di sentuh,zelira sudah lebih dulu menghindar dengan berdiri mundur ke belakang seraya menodongkan senjata yang sudah dia simpan sejak tadi.

Pistol itu teracung berani mengarah pada dua lelaki itu,dan zelira pun tak gentar dengan terus menodongkan senjata itu seraya langkahnya yang terus mundur ke belakang berusaha mencari jalan alternatif lain untuk pergi.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang