Tinta Emas

109 9 0
                                    

Pak kades tiba di rumah Tantri putri nya yang dimana dia bermaksud untuk menemui para wartawan yang kemarin berniat mewawancarai Rey.

Kemunculan pak kades di depan pintu langsung membuat mereka yang berada di ruang tamu langsung beranjak berdiri dengan cepat dan berjalan mendekati pak kades dengan raut wajah tanya.

"Ada apa pak,baru saja kami ingin menemui bapak dan Rey ke rumah,kenapa bapak yang kesini?"tanya fema lebih dulu.

"Kalian jadi ingin mewawancarai nak Rey?"
"Iya tentu saja."

"Kalau begitu kalian hanya bisa mengirim satu perwakilan dari kalian untuk menemui Rey karena itu permintaan nya langsung."

"Satu perwakilan?,tapi kan kita ini tim pak jadi harus kami semua yang terlibat."bantah fema.

"Tapi memang permintaan dari pihak mereka seperti itu, itupun jika kalian benar benar serius ingin mewawancarai nya,

Dan satu hal lagi,mereka meminta untuk yang menjadi perwakilan kalian adalah,mba yang berhijab ini."tunjuk pak kades kepada zel.

Sontak zel terkesiap melihat pak kades menunjuk nya.

"Saya?"terka zel.
"Iya benar mba."

Lantas zel dengan teman-teman nya saling bertukar pandang bimbang.
"Yasudah, saya bersedia."jawab zel mantap.

"Yasudah kalau begitu mba bisa ikut saya, karena mereka juga minta bahwa mereka tidak ingin di wawancarai disini,tapi di tempat lain."ajak pak kades.

"Kenapa tidak disini saja."tanya ezma.
"Saya juga tidak tahu, mereka tidak memberitahu alasannya."

"Baik pak, kalau begitu beri saya waktu untuk bersiap siap sebentar."ujar zel lalu masuk ke dalam rumah untuk bersiap diri dan menyiapkan beberapa barang yang di perlukan untuk proses wawancara.

Di sisi lain,

Setibanya zel di kamar dia langsung menyiapkan segala peralatan yang di butuhkan dengan gerakan yang cepat karena dia sedang di tunggu.

Setelah semuanya siap,lantas zel terdiam sejenak dan melirik ke arah tas ransel miliknya yang berwarna army.

Lalu dia membuka tasnya dan membuka tempat kecil di dalam tas itu yang tidak begitu mudah terlihat jika hanya dilihat sekilas,bisa di bilang itu tempat tersembunyi di dalam tasnya yang hanya dia yang tahu.

Dia mengambil sebuah pisau lipat kecil yang tajam,yang dia simpan di dalam tempat tersembunyi itu.

Sejenak dia membuka pisau itu untuk memeriksa keadaan nya, apakah masih bisa di gunakan atau tidak,karena sudah lama dia tidak menyentuh benda mengerikan itu.

Clip

Pisau itu kembali tertutup setelah diperiksa oleh zel dengan seksama, kemudian dia mengantongi benda kecil itu ke dalam saku blazer nya dan membawa tas berisikan peralatan yang di butuhkan untuk di bawanya keluar kamar.

Tak berselang lama dia kembali menemui para rekannya dan juga pak kades yang masih berdiri di dekat pintu.

"Saya sudah siap pak."ucap zel.
"Yasudah mba bisa ikut saya sekarang!"ajak pak kades berjalan lebih dulu.

"Zel kau yakin?"tanya fema memastikan seraya memegang lengan atas zel.

"Iya aku sangat yakin."jawab zel dengan keyakinan di kedua matanya yang tak hilang.
...








Sebuah mobil hitam berhenti di depan sebuah gudang terbengkalai yang berukuran tidak begitu besar namun juga tidak begitu kecil.

Gudang itu berada di tepi kota jauh dari keramaian dan di sekelilingnya hanya rerumputan luas yang di kelilingi juga dengan hutan.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang