2 Pilihan

106 8 0
                                    

"Kalau kau terus menggerakkan tanganmu,maka pisau ini akan semakin melukai tanganku."ucap vander dengan suara parau.

Zelira berkerut geram karena dia tidak tahu harus bagaimana, cengkraman itu semakin keras dan tetesan darah itu tak kunjung berhenti keluar dari telapak tangan vander.

Hingga pada akhirnya,zelira memutuskan untuk melepaskan pisau lipat itu sehingga vander tak lagi mencengkram nya dan pisau itu terjatuh ke tanah dengan darah menodai mata pisau itu.

Zelira semakin memundurkan dirinya dengan perasaan takut penuh ketegangan, keringat membasahi keningnya dan tubuhnya semakin bergetar apalagi saat melihat vander terus menatapnya dengan tajam,dan luka di telapak tangannya seperti tidak berarti apa apa baginya.

Zelira memutuskan untuk hendak pergi meninggalkan tempat itu namun tangan vander dengan cepat menahan nya namun dengan cepat juga di tepis oleh zelira.

"Jangan pernah berani menyentuhku!,aku bukan lagi zelira yang dulu!!"kecam zel dengan suara lantang.

Dan setelah nya zelira berjalan pergi dengan langkah cepat.

Alih alih mengejar,vander justru terdiam membisu, seperti belum bisa mencerna semuanya, matanya terpaku menatap zelira yang sudah berjalan menjauh di depannya tanpa ada hasrat untuk mengejar gadis itu.

Rey berjalan mendekati vander dan berdiri di sampingnya.

"Jadi perempuan itu,dia adalah zelira putri nya om Zagaz?,
Kalau benar,kenapa kau biarkan dia pergi?"ucap Rey.

Sejenak vander teringat dengan obrolan dia dengan ayah angkatnya yang merupakan ketua organisasi ELMADAV.

Vander dan arian yang merupakan ayah angkatnya itu, keduanya sedang berdiri di sebuah ruangan kantor dengan menghadap ke sebuah jendela besar di ruangan itu yang berderu angin dari arah luar menerbangkan kain gorden.

"Apa yang akan kita lakukan, kalau suatu saat kita kembali bertemu dengan zelira dan keluarga nya?"tanya vander dengan suara dingin tanpa melepas pandangan nya ke depan.

"Kita harus mengambil dari mereka apa yang seharusnya menjadi milik kita,

Senjata senjata itu harus jatuh ke tangan kita, dan kalau mereka tidak bersedia maka hanya ada dua pilihan
Kita rekrut paksa mereka lagi ke ELMADAV,atau kita habisi mereka!"jawab Arian.

Setelah obrolan itu teringat olehnya,lalu vander teringat dengan pertanyaan Rey yang belum dia jawab.

"Aku tidak membiarkan nya pergi,tapi aku hanya ingin tahu sejauh mana dia bisa berlari."
...








Zelira berlari dengan langkah cepat menyusuri jalanan sepi di waktu menjelang sore itu,dengan pohon-pohon rindang dan ranting mengering menghiasi di setiap tepi jalan, benar benar sepi tak ada siapapun.

Zelira berusaha berlari sejauh mungkin, menghindar dari vander,dia tahu bahwa kemunculan mereka itu memiliki maksud buruk terutama terhadap desa itu.

Gadis itu menangis dengan nafas yang terengah engah berharap keberadaan nya tidak kekejar oleh vander dan kelompoknya.

Bruk

Gadis itu terjatuh dan kedua telapak tangannya terluka karena tergesek dengan batu berpasir yang berada di tanah.

Dia sedikit mengerang kesakitan.

Lantas dia mencoba bangkit dengan perlahan, karena dia harus segera sampai ke desa, setelah tubuhnya kembali tegak,dia menghempaskan debu debu pasir yang menempel di telapak tangannya begitupun juga dengan gamis yang dia kenakan.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang