Manusia Serakah

91 8 0
                                    

"Zelira?, zelira istrimu?" Brama memastikan.

Elang menelan berat salivanya.

"Siap!,benar kapten!"jawabnya bergetar dengan terus memasang wajah datar yang menyembunyikan kekhawatiran dalam dirinya.

Brama bereaksi terkejut dan langsung paham mengapa elang langsung memberitakan hal ini kepadanya, sudah pasti karena elang begitu khawatir dengan istrinya, itu sebab nya dia langsung sergap memberikan laporan.

"Kalau zelira hilang setelah mewawancarai Rey,apa mungkin hilang nya zelira ada hubungannya dengan Rey dan kelompoknya?"ucap Brama.

"Saya tidak tahu pasti kebenarannya,tapi kalau zelira hilang setelah dia mewawancarai Rey dan kelompoknya,itu terlalu kebetulan kalau kita menganggap ini hanya kasus kehilangan biasa, apalagi sejak awal kita memang sudah mencurigai Rey dan kelompoknya itu,

Bagaimana kalau Rey memiliki niat lain terhadap desa itu sehingga dia melibatkan orang asing di desa itu untuk di jadikan umpan?"

"Baik,saya akan laporkan langsung perihal ini kepada komandan kita,dan kita tunggu keputusan nya apa."

"Apa ada kemungkinan kita akan di tugaskan kembali ke desa itu?"

"Saya tidak bisa pastikan itu karena semua tergantung keputusan dari pusat,tapi sebenarnya saya juga berharap begitu."

"Kalau nanti seandainya,tidak ada keputusan penugasan kita kembali ke desa itu,maka saya sendiri yang akan mendatangi desa itu untuk mencari keberadaan istri saya."tukas elang dengan sorot mata membulat yakin.

"Jangan gegabah!,semua pasti ada solusinya."

"Tapi saya tidak bisa hanya berdiam diri saja kapten."sergah elang cepat.

"Tapi, kau juga tidak bisa langsung datang ke desa itu begitu saja,semua ada prosedur nya,kan saya juga bilang saya juga ingin datang lagi ke desa itu karena saya rasa semuanya belum benar benar tuntas,tapi saya gak bisa semau mau saya,dan melanggar aturan.

Kita pasti akan selamatkan siapapun yang butuh bantuan, tenangkan dirimu elang!"

Elang bergeming dan sorot matanya melemah.

Kemudian dia jadi menundukkan kepalanya,dengan netra sayu.

Lantas tak lama dia kembali menegakkan kepalanya dan langsung memberi hormat tangan kepada sang kapten lalu pamit untuk pergi dengan memberikan isyarat berupa anggukan wajah pelan.

Dia pergi dengan ekspresi hampa di wajahnya, bimbang penuh kegelisahan.

Brama berusaha memaklumi sikap elang yang menjadi begitu emosional,tapi dia juga berharap ucapannya tadi benar benar di indahkan oleh anak buahnya itu.
...








Zian berjalan santai sehabis pulang sekolah,dia tahu seharusnya dia menunggu bundanya menjemput namun sebenarnya sang bunda bilang bahwa akan datang menjemput sedikit lebih telat karena akan pergi ke swalayan terlebih dahulu namun Zian membandel dan memutuskan untuk pulang sendiri tanpa menunggu bunda.

Di tengah perjalanan, awalnya semua normal namun tak lama dia melihat seseorang mencurigakan yang berdiri sendiri jauh di depannya yang terkesan aneh karena dia berdiri di tengah jalan daerah pemukiman dan terdiam mematung seolah-olah sedang menunggu sesuatu.

Kebetulan pemukiman itu sangat sepi jadi tingkah seorang lelaki itu sangatlah mengusik, apalagi penampilan nya yang menggunakan Hoodie hitam dengan tudung yang menutupi wajahnya dengan kepala yang menunduk.

Benar benar aneh.

Sontak langkah Zian terhenti,dan dia terlihat heran dengan lelaki itu,tak bisa di pungkiri kalau dia merasa tidak nyaman karena bagaimanapun juga dia pasti akan melalui lelaki itu yang berada beberapa meter di depannya.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang