Rindu

73 5 0
                                    

Elang dan yardhan dengan keduanya yang memakai baret militer datang ke tenda posko karna kapten Brama yang memanggil mereka.

Keduanya berdiri di belakang Brama yang tengah menunggu telpon seluler dari komandan pusat.

Dring....dring...

Dengan cepat Brama mengangkatnya dan menstabilkan suaranya kembali menjadi berat.

"Ini dengan Brama Rozali."

Brama pun mendengarkan dengan seksama jawaban dari komandan nya sehingga membuat elang dan yardhan penasaran.

Setelah beberapa menit berbicara dalam telpon,akhirnya panggilan di akhiri dan Brama telah menerima jawaban serta perintah dari komandan.

Kemudian lelaki itu berbalik ke belakang menghadap dua prajurit terbaiknya,dan menghela nafas pendek.

Brama terdiam dengan berwajah datar,sehingga elang dan yardhan begitu di buat penasaran dengan hasilnya sehingga keduanya saling melirik satu sama lain.

"Kita di beri izin oleh komandan untuk menjalankan misi ini."ucap Brama akhirnya.

Keduanya mencelos lega.

Brama pun tersenyum girang.

"Kalian semua siap!"

"Siap kapten!"jawab serentak keduanya.
...









Elang tengah menyendiri, membiarkan tubuhnya terhempas angin malam dan memilih menepi dari pekarangan desa yang ramai.

Dia melepas resleting dari seragam loreng nya dengan dia yang memakai kaos hijau polos di balik nya, saat angin berhembus ke arahnya,
seragamnya itu berkibar dengan sorot mata elang yang terpaku ke depan.

Zel dari tadi mencari suaminya,dan syukurlah dia menemukan suaminya yang tengah berdiri menyendiri itu.

Perlahan dia berjalan mendekati suaminya dan kini dia telah berada di samping elang.

"Mas."sapanya lembut.

Elang menoleh.

Lalu elang mengulas senyum.

"Zel,belum tidur?"tanya elang yang sedikit kaget dengan kemunculan zel.

Zel menggeleng lemah.

"Dari tadi aku mencarimu,ingin memastikan kau benar baik baik saja sehabis kejadian tadi siang."

"Aku gak apa apa,sungguh!
Kau lihat kan aku masih berdiri dengan tegak,bahkan,aku masih bisa tetap terlihat ganteng meskipun wajahku babak belur seperti ini."canda elang dengan terkekeh sendiri.

Sontak zel langsung berdecak gak suka dengan sikap suaminya yang terlalu percaya diri itu.

Lantas elang tertawa karena hal itu.

Lalu keduanya kembali diam dan sama sama menikmati suasana malam yang menenangkan.

Angin kembali berhembus dan menerpa keduanya.

Zel yang menyadari kondisi baju suaminya yang terbuka itu pun merasa khawatir,apalagi angin berhembus sangat kencang dan begitu menusuk tubuh.

"Mas seragammu jangan terbuka gini dong,ini  kan sudah malam nanti kau bisa masuk angin."omel zel yang langsung bergerak untuk membenarkan baju suaminya.

Lantas elang langsung tersenyum memandangi wajah zel yang kini sejajar dengan hidungnya.

"Kau kenapa tersenyum begitu?"celetuk zel sembari tangannya mulai menarik kembali resleting baju suaminya ke atas.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang