Pasir Laut

83 5 0
                                    

Elang lantas kembali ke tempat saat dia tadi mengantarkan zelira pergi melalui jendela namun terlambat,karna daerah situ sudah terbakar api dan tidak bisa di lewati lagi,kemudian dia mencoba untuk mencari jalan lain,saat itu dia mengutamakan untuk mencari jalan keluar melalui jendela jendela karna jumlahnya yang banyak dan mungkin dia bisa keluar melalui salah satunya.

Saat tiba di jendela yang lain hasilnya sama,semuanya sudah terbakar dan itu memaksanya harus mencari jendela lain,di tambah lagi lantai satu itu sudah hampir seluruh ruangannya terbakar,jadi elang hanya bisa mencari jendela jendela yang tersisa.

Semakin lama oksigen semakin terkuras di ganti dengan kepulan asap yang menyesakkan dada,elang terbatuk-batuk dan nafasnya mulai sesak,kedua matanya pun mulai terasa sakit jika di paksa terbuka,hanya ada api dan asap di sekitarnya.

Dia sudah benar benar terkepung,beberapa bagian gedung pun sudah mulai ambruk.

Lantas elang berusaha menyandarkan dirinya ke dinding untuk bersandar sejenak karna dirinya hampir sudah tidak sanggup lagi berdiri.

Dia mendudukkan dirinya seraya terus terbatuk-batuk dan menyentuh dadanya yang sesak.

Namun,elang tak sengaja melihat ke arah sudut ruangan yang dimana terdapat sebuah rak besar yang terbuat dari besi dan di belakang rak itu seperti terdapat sebuah jendela yang terlindungi dari api.

Dengan cepat elang beranjak dan berjalan mendekati rak besi itu lalu menggeser rak itu sekuat tenaga untuk bisa membuka jendela kaca itu.
Setelah rak tergeser,elang langsung membuka jendela itu untuk menaikinya dan keluar dari gedung terbakar itu sebelum gedung itu habis di lahap api.
_

Di sisi lain,vander dan semua anak buahnya sudah berada di dalam mobil untuk meninggalkan gedung yang sudah terbakar itu.

"Van,apa kau sudah tidak waras?,kenapa kau memilih melepaskan mereka?,kalau begini kita harus katakan apa ke bos?"tanya salah satu rekan vander yang bertugas menjadi pengemudi mobil yang belum di jalankan itu.

"Ikuti saja apa perintahku,dan untuk soal bos biar itu jadi urusanku."

Lalu rekannya itu langsung menjalankan laju mobil untuk meninggalkan tempat itu dan di ikuti dengan mobil lainnya di belakang.
...








Zel berdiri penuh kecemasan menunggu elang datang menemuinya sesuai janjinya.

Deburan ombak laut menghiasi keheningan malam itu,menemani seorang perempuan yang masih menunggu kabar dari lelaki yang sangat di cintai nya datang dengan selamat.

Ketakutan yang dia rasakan bukan lagi tentang kesendiriannya di kesunyian malam itu,tapi rasa takut kehilangan yang begitu menggerogoti jiwanya.

Gadis itu menangis dalam kesendirian menyentuh dada nya yang perih akan banyak ketakutan dalam dirinya.

Tak berselang lama,muncul sebuah langkah dari sepatu boots menginjak pasir laut mendekat ke gadis itu,langkahnya lemah dan berhenti saat jaraknya sudah dekat dengan tubuh gadis itu.

Zel menoleh ke belakang dan melihat wajah yang di rindukannya telah muncul di hadapannya.

"Mas."decak zel tak bisa menyembunyikan kelegaanya.

Zel langsung memeluk suaminya dengan penuh kehangatan,semua ketakutannya seakan sirna.

Namun setelah memeluk suaminya beberapa detik,elang seperti hanya diam dan terkesan tak membalas pelukan dari zel.

Zel merasa bahwa elang seperti tidak nyaman dengan pelukan yang dia berikan,sehingga itu membuatnya melepas pelukan segera dan menatap wajah suaminya.

Zel tahu bahwa elang mulai terlihat berbeda,dan itu membuatnya memilih untuk mundur ke belakang beberapa langkah dan menjauhi suaminya.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang