Pelatuk

78 5 0
                                    

Bripka Bahri berjongkok berusaha menyetarakan tubuhnya untuk bisa berbicara kepada para tawanan itu yang salah satunya di sandarkan tubuhnya kepada salah satu pohon dan Bahri mencengkram kerah lelaki itu dengan kuat seraya memantulkan tatapan tajam.

"Beritahu kami dimana bos kalian sekarang!"ancam Bahri.

"Ini bukan sesi tanya jawab,jadi tidak ada kewajiban bagi saya untuk menjawab semua pertanyaan anda."jawab tawanan lelaki itu yang adalah Bagas.

Bahri mendengus jengkel.

"Saya dengan kalian ini,terpaut usia yang cukup jauh,saya sudah lebih dulu menjalani asam pahitnya kehidupan,dan kalian ini hanyalah anak kemarin sore!

Sebagai seorang polisi saya sudah sering menghadapi macam macam penjahat seperti kalian ini yang tujuan hidupnya hanya untuk kekuasaan dan kekayaan!

Tapi saya akui,dari banyaknya penjahat di luar sana yang pernah saya hadapi,baru kalian komplotan penjahat yang hampir seluruh anggotanya adalah anak muda,kalian ini pintar dan juga cerdik tapi sayangnya kalian menggunakan kepintaran kalian untuk hal yang salah,dan lebih menyedihkan nya lagi kalian tidak menyadari kalau apa yang kalian lakukan itu adalah salah!"

"Anda berkata seperti itu,karna anda tidak tahu apa apa!

Anda mati matian melindungi negara ini,sedangkan negara yang anda lindungi ini tidak melindungi seluruh warga negaranya,contohnya saya."ujar Bagas dengan nada getir.

"Memangnya apa yang kau dapatkan di ELMADAV,sampai membuatmu berani berkata seperti itu?"Bahri berujar dengan nada yang lebih bijak.

"Dunia ini terkadang gak adil dan tidak berpihak kepada orang orang seperti saya,yang kehidupannya keras dan selalu di anggap sebelah mata,

Kami dulu layaknya sampah masyarakat yang selalu di tepikan dan tidak pernah di pedulikan,tapi setelah kami bergabung dengan ELMADAV,kami memang tidak menjadi seorang miliarder seketika tapi setidaknya kami bisa menjadi monster yang di takuti dan disegani banyak orang,tidak akan ada yang berani menindas kami seperti dulu lagi,

Kami hanya ingin di anggap ada,apakah itu salah??"ucap Bagas bercerita banyak hal.

Seketika Bahri terdiam dan sorot matanya sedikit melemah
...









Vander menembak secara asal ke beberapa sudut,karna dirinya belum ingin menghabisi nyawa elang saat itu juga.

Dia berteriak frustasi dan kedua matanya memerah tajam.

"Kau,,,,

Kau tidak bisa menjaga zelira dengan baik!!"sarkas vander berteriak memaki elang di hadapan wajahnya yang masih setengah berbaring itu.

Setelahnya vander langsung mendorong erlam dengan mencengkram kerah bajunya hingga kini elang tertekan ke tanah dan wajahnya berkerut menahan cengkraman keras yang di berikan vander padanya.

"Apa benar jika zelira sudah mati?hah??"ucap vander melantangkan suaranya sembari terus mencengkram kerah baju elang.

Elang terdiam membisu,nafasnya seperti tercekat saat mendengar kata "mati".

"Dia pasti masih hidup."jawab elang getir.

"Pasti?,kau bilang pasti?,itu berarti kau sendiri tidak yakin kan?hah?"

Setelah itu vander langsung meninju kedua pipi elang secara bergantian dengan luapan emosi yang menjalar dalam setiap pukulan yang dia layangkan.

Elang meringis kesakitan akibat pukulan itu.

"Apa maksudmu?,kenapa kau bersikap seperti ini? (Tanya elang di sela ringisan sakitnya.)

Zelira berada dalam bahaya itu adalah karena ulah kelompokmu,dan bisa bisanya sekarang kau justru malah memukuliku seperti ini?

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang