Tanah Berpasir

65 3 0
                                    

Mata suaminya begitu memikat dan zel seakan akan kembali terpesona dengan wajah itu sehingga membuatnya tak berkedip sama sekali.

Ketika sorban itu telah terpakai dengan rapi lantas elang melirik mata zel yang sangat dekat dengan penglihatannya dan memberi senyum kecil.

Kemudian elang meraih tangan zel untuk di genggamnya dengan erat.

"Sebelum kita pergi,aku ingin menyampaikan sesuatu."

"Apa?"

"Apapun yang terjadi nanti,salah satu di antara kita harus ada yang selamat dan kembali ke desa untuk meminta bantuan dan memberitahu apa yang terjadi pada kita sejak semalam,kau mengerti?"

Sontak zel terpaku diam dengan raut wajah terkesan tak setuju.

"Ini hanya antisipasi zel."

"Kenapa kau berkata seperti itu?seakan akan kita akan berpisah."

"Dalam melawan kejahatan ada kalanya harus ada yang kita korbankan,tidak semuanya berakhir dengan sempurna zel."ucap elang dengan menyentuh kedua bahu istrinya dan menatap wajahnya dengan lekat.

Dalam duniaku,misi harus tetap di jalankan meskipun aku melihat rekanku mati tertembak di depan mataku sendiri,

Aku yakin kau pasti mengerti maksudku."

Zel mendengus nafas panjang begitu menunjukkan kepasrahannya.

"Baiklah,aku mengerti."

Lantas elang mengangguk lega dan setelahnya mereka pergi dari tepi laut itu untuk menuju tempat dimana elang memarkirkan mobil militernya.
...









Akhirnya setelah menempuh perjalanan berjam jam,bunda dan Zian sampai di depan tugu desa Ramawanu di saat waktu yang menjelang pagi itu.

Saat turun dari mobil sewaan,bunda dan Zian mengambil beberapa barang bawaan mereka dan mobil yang mengantar mereka pun pergi.

Bunda memandangi sebuah desa di hadapan mereka,dan tak luput juga dengan adanya pos militer yang berjaga di depan desa.

Lalu keduanya berjalan mendekati pos militer.

"Permisi."ucap bunda mendekati dua orang tentara dari beberapa tentara lain yang sedang berjaga.

"Iya,ada yang bisa saya bantu?"tawar salah satu TNI itu.

"Saya virgin dan ini putra saya Zian,saya datang kesini ingin bertemu dengan putri saya."

"Putri ibu warga desa sini?"

"Oh bukan,putri saya adalah wartawan yang bertugas di desa ini,namanya zelira."

Lantas kedua tentara itu pun saling beradu pandang.
...









Deru mobil membelah jalanan pasir yang berbatu berjalan cepat hingga menerbangkan debu.

Elang mengendarai mobil itu begitu serius dan zel duduk di sampingnya,mereka terkesan mengejar waktu,harus lebih cepat sebelum kelompok itu menemukan mereka.

Namun suara ledakan mengejutkan mereka,di susul dengan salah satu ban mobil itu yang langsung meletus sehingga mobil itu oleng dan terpaksa berhenti dengan mendadak, bergesekan dengan pasir berbatu.

Ban mobil itu di tembak oleh seseorang sehingga ban itu meletus.

Mereka terkejut dan keduanya hampir saja terbentur kepalanya karna pemberhentian yang tiba tiba.
Lalu elang melihat ke arah ban mobil dan dia mendapati ban mobilnya telah kempes di bagian kanan depan.

Setelah itu tak lama,seseorang datang menghampiri mereka dari arah depan dan orang itu berpakaian tertutup dengan berjaket beserta tudung yang terpakai dan penutup wajah,seorang pria itu muncul dari hutan belantara yang berada di sekitar pemberhentian zel dan elang.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang