Tembakan Peluru

182 8 0
                                    

Zian masih dengan seragam SMA nya yang di balut dengan memakai Hoodie abu abu dan juga sebuah headset terpasang di kedua telinganya.

Terkadang,dia memakai headset bukan karena dia sibuk mendengar lagu,namun karena dia sengaja melakukan itu supaya orang-orang yang dia temui di tempat umum tidak mengajaknya berbicara.

Kali ini dia sedang berdiri di halte menunggu bus datang, tepat di jam 3 sore itu dia baru saja pulang sekolah dan menaiki bus untuk sampai ke rumah sudah menjadi kebiasaan nya sehari hari.

Saat itu di halte hanya ada dia seorang diri,namun Zian tak peduli bahkan mungkin jika ramai pun dia akan menikmati dunianya sendiri tanpa mau di ganggu.

Hingga tak lama, seorang pria datang yang penampilannya menggunakan jaket kulit berwarna coklat dengan tudung jaket itu yang dia kenakan ke atas kepala nya.

Wajahnya tertutup masker dan dia berdiri tak jauh dari Zian, sepertinya dia ingin menunggu bus sama seperti Zian.

Zian pun hanya menoleh singkat kepada lelaki itu lalu kembali menghadap ke depan, keduanya memilih untuk menunggu sembari berdiri meskipun ada bangku panjang kosong di belakang nya.

Setelah beberapa detik keduanya hanya saling diam,ya mungkin karena memang mereka juga tidak saling kenal dan kedua lelaki itu seperti sama sama menutup diri.

Lalu sebuah bus berhenti di depan halte itu dan Zian hendak berjalan memasuki bus itu.

"Itu bukan bus yang mengarah ke alamat rumahmu!"ucap lelaki asing di samping Zian itu yang seketika langsung membuat Zian terdiam saat baru saja dia ingin melangkah.

Lalu Zian melihat ke arah bus untuk memastikan tulisan rute pada bus itu,dan ternyata benar,itu bukanlah rute mobil yang mengarah ke alamat rumah nya.

Sontak dengan cepat Zian menoleh ke arah lelaki itu.

"Kau tahu alamat rumahku?"telak zian menatap dingin lelaki asing itu.

Lelaki itu hanya menyengir meskipun dia menggunakan masker namun terlihat dari garis garis wajah nya.

Lalu lelaki itu langsung berjalan untuk memasuki bus dan pergi tanpa memberikan penjelasan apapun.

Zian hanya terdiam bingung menyaksikan lelaki itu masuk ke dalam bus yang ada di hadapan nya.

Lelaki itu terlihat dari kaca jendela bus yang transparan sudah duduk di sebuah kursi dekat jendela dan saat bus itu hendak berjalan lelaki itu lantas menoleh ke Zian yang sedang memandangi nya di depan halte.
...








Bunda membukakan pintu untuk Zian yang sehabis pulang sekolah dan baru saja tiba di rumah.

Zian langsung menatap bundanya lekat,dengan postur tubuh nya tegap mematung di ambang pintu itu.

"Bunda, sepertinya om Arian telah mengetahui keberadaan kita sekarang."ucapnya dengan nada begitu datar.

Seketika bunda berkerut heran dan langsung menarik lengan putranya itu untuk masuk ke dalam.

Dia merasa bahwa putranya itu seperti baru saja melantur.

"Apa maksud perkataanmu?"tanya bunda sedikit panik mendengar penuturan zian.

"Aku tadi bertemu dengan orang asing di halte waktu aku sedang menunggu bus,lalu tiba tiba dia berkata seolah-olah dia tahu alamat rumahku bun,dan aku rasa bahwa orang itu pasti salah satu anak buah om Arian yang sedang mencari kita."

"Tapi kenapa kau bisa seyakin itu?"

"Perasaan aku gak enak waktu aku menatap matanya,dia sungguh mencurigakan."

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang