Pencarian

104 6 0
                                    

"Benar benar collector miniatur garis keras."gumam nya.

Lalu tak lama bunda datang dengan membawa sebuah nampan yang di atasnya terdapat segelas teh hangat untuk elang.

"Maafkan Zian ya,dia memang begitu, kalau sudah soal miniatur dia pasti jadi susah di ajak bicara."ucap bunda.
Elang terkekeh pelan.

"Iya gak apa apa."

Lalu bunda menaruh teh itu di atas meja, kemudian bunda pun ikut duduk bersama menantu lelaki nya itu.

"Silahkan di minum elang!"

"Iya bunda."elang membalas dan perlahan meraih gelas itu untuk meneguk sedikit teh hangat itu.

"Maaf ya,tadi pagi bunda gak bisa ikut menjemputmu saat kau pulang bertugas, karena pesanan catering lagi banyak sekali,dan untungnya hari ini Zian libur sekolah jadi dia bisa menjemputmu."tutur bunda.

"Iya bunda gak apa apa, lagipula aku senang karena tadi ada Zian,berasa beda saja gitu, karena aku kan pernah kehilangan adikku satu satunya jadi melihat Zian itu seperti melihat adikku sendiri."

"Bagaimana tugas kemarin,lancar?"
"Alhamdulillah lancar Bun."

Bunda tersenyum menanggapi.

"Oh ya, bagaimana kabar orang tuamu?"

"Alhamdulillah baik bunda, tadi pagi juga sudah saya hubungi mereka,tapi mereka bilang mereka belum bisa pulang dari Makassar karena masih ada urusan di sana yang belum selesai."

"Ooh begitu, yasudah sampaikan saja salam bunda untuk mereka ya."

"Pasti."
"Elang sudah tahu kalau zelira gak jadi pulang kemarin?"

"Ooh soal itu,iya saya sudah tahu."

"Sepertinya,bunda belum tahu jika aku dan zelira kemarin bertugas di tempat yang sama, tapi sepertinya tidak usah ku beritahu,aku takut nanti bunda akan menjadi khawatir."benak elang sejenak.

"Karena zelira yang belum bisa pulang,kau bisa sering bermain kesini jika kau kesepian di rumah."gurau bunda melebarkan senyum.

Sontak elang terkekeh pelan mendengar nya.

"Disini sampai malam kan?, nanti biar kita makan malam sama sama."tanya bunda setelah candaan mereka mereda.

"Sepertinya gak perlu repot-repot bunda_ "

"Gak, sama sekali gak repot, lagipula biasanya kan bunda kalau makan hanya bareng Zian jadi sepi,dan karena kebetulan ada dirimu main ke rumah, yasudah makan bareng saja ya?"ajak bunda lagi.

"Yasudah."jawab elang tersenyum simpul.

"Kalau begitu bunda ke dapur dulu ya, untuk siapkan makanan."pungkas bunda dengan menyentuh singkat bahu kekar menantu nya itu.

Namun di tengah tengah itu,elang tak sengaja melihat sebuah luka di pergelangan tangan bunda yang terlihat karena kain baju di tangannya sedikit tersingkap.

Lalu bunda berjalan kembali menuju dapur.

"Luka itu, persis sekali dengan luka yang tadi ada di tangan Zian,

Atau ini hanya kebetulan saja??"benak nya merasa ada yang aneh.
...







Elang bersandar di depan pintu kamar Zian yang terbuka, memperhatikan adik ipar nya itu yang sedang memandangi banyaknya miniatur yang terpajang di dalam  2 buah etalase di kamar nya.

Elang tersenyum heran selama beberapa detik dengan bersedekap tangan di depan dada.

"Lama sekali melihati miniatur miniatur itu, sampai gak balik balik ke ruang tamu."cibir elang meledek Zian.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang