Batu Karang

78 7 0
                                    

"Zel kenapa kau diam?"decak elang yang langsung menyadarkan zel dari lamunan masa lalunya.

"Ah,iya kenapa?"kikuk zel.

"Kenapa kau diam,aku kan sedang bertanya padamu,apa kau ingat siapa yang telah melukai mata dan tanganmu?"

"Eeeee,,,,,sudahlah tidak usah di bahas,kejadian nya juga sudah lama."

"Tapi kau tahu siapa pelakunya kan?"
Seketika zel kembali tersudut dengan pertanyaan elang.

Sebenarnya dia tidak ingin memberitahu elang,karna dia tidak ingin elang semakin lebih jauh terlibat dengan ELMADAV.

"Zel?"elang menagih jawaban kepada zel yang dari tadi membisu.

Namun zel terus saja diam dan tak berani menatap elang kembali.

"Baiklah,aku tidak akan memaksamu untuk menjawab."

Zel menoleh ke elang untuk mengetahui apakah elang marah padanya atau tidak.

"Maafkan aku,bukannya aku ingin menyembunyikan hal lain lagi darimu,tapi aku rasa hal yang kau tanyakan itu akan lebih baik jika tidak usah di bahas lagi,aku harap kau bisa mengerti."

"Iya aku mengerti,
Tapi aku mohon setelah ini jika ada yang menyakitimu lagi,siapapun orangnya tolong beritahu aku."

Zel kembali menoleh dan membalas tatapan elang padanya yang begitu lekat hingga membuat jantung gadis itu berdebar kencang.

Kedua pasang mata itu saling beradu pandang hingga beberapa detik lamanya,suasana malam itu seketika menjadi begitu syahdu terlepas dari apa yang telah terjadi sebelumnya.

Perlahan zel mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah elang di hadapannya,menyentuh kedua pipi elang dan mengelusnya dengan lembut hingga membuat elang tersenyum.

Lantas elang memegang tangan zel yang tengah menyentuh wajahnya itu.

"Setelah ini,setelah aku mengetahui semua masa lalumu,aku janji kau tidak akan lagi menghadapi semuanya sendiri,ada aku bersamamu,jadi tidak ada lagi yang perlu kau khawatirkan."ucap elang dengan suara yang begitu lembut.

Zel tak bisa berkata kata,dia tak bisa mengerti apa yang sebenarnya sedang dia rasakan saat itu,kebahagiaan atau kekhawatiran,dua rasa itu berdebur dalam hatinya layaknya ombak yang terus berdebur menghantam batu karang.

Tak pernah terpikirkan olehnya untuk melibatkan elang dalam masalah besarnya ini,bahkan sekarang zel tidak tahu apakah dia sudah membahayakan nyawa elang atau tidak dengan melibatkannya sampai sejauh ini.

Kemudian elang langsung merangkul zel yang berada di sebelah kirinya dan membiarkan istrinya itu bersandar pada bahunya.

Dekapan hangat itu kembali zel rasakan,dekapan hangat yang sangat dia rindukan hingga kini dia mulai merasa takut tidak lagi bisa merasakan dekapan itu.

Zel kembali meneteskan air mata dalam rangkulan itu.

"Bagaimana jika yang aku khawatirkan bukanlah tentang keselamatanku,tapi adalah tentang keselamatanmu."benak zel.
...








Sabrina datang dan memasuki kamar 11,yang seharusnya sudah dia lakukan sejak tadi namun tertunda karena pembicaraannya dengan vander beberapa waktu lalu.

Arian menyadari kehadiran Sabrina yang merupakan keinginannya sendiri yang meminta perempuan itu untuk datang menemuinya ke NTB.

"Bagaimana dengan lelaki itu,apa dia sudah mau bicara?"tanya Arian langsung ke inti pembahasan dengan posisi tubuhnya yang membelakangi Sabrina dan menghadap ke jendela besar di kamar hotelnya.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang