Menerbangkan Dedaunan

103 6 0
                                    

Waktu kepulangan prajurit telah tiba,langit yang semakin menjingga membuat kedamaian semakin terasa.

Semua prajurit telah memasuki helikopter yang kedatangannya menerbangkan dedaunan dan menimbulkan hembusan angin yang sangat kencang.

Zel tak langsung memasuki helikopter,namun dia menunggu elang yang masih berjalan di belakang nya.

Sebuah tangan mungil menggenggam tangan besar elang dan membuatnya berhenti melangkah seketika lalu menoleh ke belakang.

Bani.

Bani menengadah ke atas tersenyum lebar pada elang.

Elang tersenyum pula lalu menjongkokkan tubuhnya.

Kini elang yang memegang kedua lengan bani yang berada di hadapannya.

"Ada apa Bani?"tanya elang dengan bahasa isyarat.

"Hati hati dan terimakasih."jawab Bani dengan bahasa isyarat pula.

Elang tersenyum haru,seorang anak kecil baru saja berterimakasih padanya.

"Jadilah anak yang baik dan tetap sehat,oke!"balas elang yang membuat bani tersenyum kian melebar.

Bani mengangguk cepat.

Lalu elang beranjak berdiri dan tak lama alza datang menghampiri Bani lalu berjongkok dan merangkul kedua bahu bocah kecil itu.

Alza salah satu orang yang sangat dekat dengan bani setelah kedua orang tuanya,alza memang menyayangi semua anak di desa ini.

Di sisi lain,

Yardhan yang tadi sudah lebih dulu memasuki helikopter kini kembali keluar dan menemui zel.

Yardhan pun melihat pemandangan yang sama dengan yang di lihat oleh zelira.

Lelaki itu juga tersenyum melihat interaksi elang dengan bocah kecil yang bernama Bani itu.

Namun ada satu hal yang menarik perhatiannya,yaitu perempuan tomboi yang tengah merangkul kedua bahu Bani.

"Zel!"panggil yardhan.

"Ada apa letnan?"jawab zel.

"Saya masih tidak percaya bahwa alza juga mantan anggota kelompok mafia itu."

"Kenapa tidak percaya?"

"Dia terlalu cantik untuk menjadi seorang mantan penjahat."jawab yardhan terdengar menggelikan.

Sontak zel tertawa.

"Apa letnan menyukainya?"

"Suka."

Dengan cepat zel menoleh pada yardhan karna terkejut mendengar jawabannya.

"Eh,maksudnya suka karena dia ramah dengan warga desa ini,iya gitu."sahut cepat yardhan sebelum zel salah paham padanya.

Meskipun setelahnya yardhan terlihat kikuk.

Namun zel hanya mengangguk angguk pelan terlihat tak percaya begitu saja.

"Saya serius zel,jangan mikir yang aneh aneh!"celetuk yardhan.

"Iya let,percaya kok."zel berujar dengan tersenyum jahil.

Lantas setelahnya yardhan menggaruk garuk kepalanya canggung.

"Saya masuk duluan deh."yardhan memilih untuk segera kembali memasuki helikopter.



Setelah berdiri,Elang lantas bersikap hormat pada bani seraya mengulas senyum.

Bani pun membalas hormat dengan tersenyum pula.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang