EL

87 6 0
                                    

Zelira berdiri di atas bukit,dengan menggenggam ponsel lamanya seraya menunggu kabar dari Arian.

Waktu di pagi itu menunjukkan pukul 8:55,jam 9 hanya tinggal hitungan menit.

Drrrtt....drrrtt..

Zelira dengan cepat mengangkat panggilan atas nama "om Arian" yang terhubung ke ponselnya.

"Saya terima tawaranmu,dermaga welasti jam 4 sore."ucap pria itu cepat tanpa memberi kesempatan zelira untuk menyahuti dia langsung mengakhiri panggilan.

Entah kenapa setelah itu angin berhembus kencang menerbangkan hijab gadis itu,suatu hal besar akan terjadi.
...









Zelira bergegas menghampiri komandan eril untuk menyampaikan kabar terbaru mengenai persetujuan kelompok asing itu untuk melakukan pertemuan dengannya.

Zel menemuinya di posko militer dengan gelagat yang tergesa gesa.

"Permisi komandan,saya ingin menyampaikan bahwa kita bisa melakukan misi kita sore ini,karna pihak dari kelompok itu sudah setuju."

"Baik,kalau begitu saya akan segera koordinasikan ini kepada anak buah saya."

Zelira pun mengangguk setuju.

Lalu sejenak sang komandan terdiam dengan memperhatikan lawan bicaranya yang tiba tiba menunduk itu.

"Zel,kalau saya boleh tahu,
apa yang sudah kau lakukan sampai kelompok itu bersedia bertemu denganmu?"

Sontak zel tertegun karna mendengar pertanyaan itu dan itu membuatnya perlahan mengangkat kepalanya menatap komandan eril.

Zelira terdiam sesaat.

"Karna saya tahu apa yang mereka inginkan,dan itu adalah urusan saya komandan ,komandan tidak perlu pikirkan itu."

Komandan eril mencelos pasrah.

"Eee..komandan?"
"Iya?,ada apa?"

"Saya boleh mengajukan permintaan satu lagi?"
"Permintaan apa?,apa ini berkaitan dengan misi kita kali ini?"

"Iya."
"Apa itu?"

"Saya minta satu perwakilan dari pihak anda untuk pergi bersama saya,yang nantinya akan berada dalam satu mobil dengan saya."

"Untuk apa?"

"Ada satu hal yang belum saya sampaikan kepada anda,bahwa nanti kelompok itu akan datang menemui saya dengan membawa para warga yang ikut dengan mereka waktu itu,dan gunanya satu orang itu adalah yang nantinya akan membawa pulang para warga itu kembali ke desa dengan menggunakan mobil yang saya gunakan.

Saya ingin keselamatan warga desa yang di utamakan."

"Jadi benar,para warga itu ada bersama mereka?" Decak Eril.

"Iya komandan,dan mereka akan menyerahkan kembali para warga itu kepada kita."

"Semudah itu?"
"Hal itu biarlah jadi urusan saya komandan."

"Iya tapi zel_"

"Komandan,tolong."tekan zelira berharap komandan eril tak lagi membahas hal itu padanya.

Eril termangu tak berkutik,sekuat apapun dia berusaha mengulik tetap saja gadis itu tidak akan memberitahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Baiklah,saya akan penuhi permintaanmu meskipun saya gak tahu siapa dirimu sebenarnya sampai kau bisa melakukan hal sejauh ini."

"Terimakasih komandan,kalau begitu saya permisi."pungkas zelira sebelum dia melenggang pergi.

"Apa mungkin dia murni hanya seorang wartawan?"benak komandan eril tak habis pikir.
...









ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang