Seorang Pembunuh

78 6 0
                                    

Elang menyadari bahwa zel terlelap dalam rangkulannya,dia melihat istrinya sudah memejamkan mata dan tak lagi bersuara.

Elang tersenyum kecil memandangi wajah zel yang terlihat lelah sekali hingga tertidur.

Kemudian elang menoleh ke sekitar,dan syukurlah di dekatnya ada sebuah pohon kelapa yang bisa dijadikan nya sandaran tubuh.

Lantas elang perlahan menggendong zel untuk berjalan mendekati pohon kelapa itu dan setelah itu dia mulai memosisikan duduknya bersandar pada pohon dan membaringkan tubuh zel di pangkuan kakinya yang di luruskan.

Setelahnya elang kembali memandangi wajah zel dengan tatapan nya yang tiba tiba menjadi sendu.

"Kalau kau memang bisa menyelamatkan zelira dari sini,kalau begitu selamatkan dia,aku tidak akan menghadangmu lagi."

Tiba tiba elang teringat dengan perkataan vander padanya saat di gedung terbakar itu.

"Kenapa vander melakukan ini??"gumam elang yang masih belum bisa menemukan jawabannya.

Dia sejenak kembali melihat wajah zel seraya memikirkan jawaban atas pertanyaan yang membekas pada dirinya setelah insiden yang terjadi di gedung itu.

Pertanyaan yang tidak bisa jika dia abaikan begitu saja.
...










Bunda dan Zian sedang berada dalam bus  yang berjalan menuju desa Ramawanu.

Mereka telah sampai di Lombok NTB sekitar jam 10 malam, lalu mereka melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus dan nanti mereka masih harus menaiki mobil sewaan untuk benar benar sampai ke desa Ramawanu yang letaknya sangat di pelosok.

Drrrtt...drrrtt...

Ponsel bunda berdering dan bunda langsung segera mengangkatnya karna takut membangunkan Zian yang sedang tertidur dan penumpang bus lainnya.

"Halo?"tanya bunda karna begitu cepatnya dia mengangkat sampai dia lupa untuk melihat nama penelpon.

"Malam Bu."

"Pak Bahri?"decak bunda lalu melihat sekilas nama penelpon di layar ponselnya untuk memastikan.

"Iya Bu ini saya."

"Kenapa malam malam begini bapak telpon saya?,ada apa pak?"

"Begini Bu,saya berpikir bahwa semakin cepat akan semakin baik jika kita segera melakukan rencana yang ibu bilang kemarin,jadi setelah menyusuli putri ibu,ibu tidak perlu kembali ke Jakarta untuk menemui saya lagi,kita bertemu saja di Jawa timur,saya akan kesana besok pagi."

"Tapi pak,ini mendadak sekali."

"Ibu tidak perlu khawatir,saya sudah bicarakan persoalan kasus ini kepada atasan saya dan syukurnya saya yang di tunjuk  untuk menangani kasus ini dan kebetulan juga saya memiliki saudara di Jawa timur meskipun bukan di daerah Probolinggo tapi,saya bisa menginap dan menunggu dulu di rumah saudara saya sampai urusan ibu di NTB selesai dan bisa menemui saya di Jawa timur."

Bunda menghela nafas sejenak.

"Terimakasih pak sekali lagi,maaf sekali terkesan merepotkan."

"Tidak Bu,saya justru sangat ingin segera menyelesaikan kasus ini supaya zagaz bisa mendapatkan keadilan."

"Iya pak,setelah urusan saya di NTB selesai saya akan segera bertolak ke Jawa timur."

"Baik Bu kalau begitu saya tutup telpon ini."

Panggilan berakhir dan bunda perlahan menurunkan ponsel miliknya dari telinga nya yang terbalut hijab.

Kemudian bunda menoleh ke samping untuk melihat Zian yang masih terlelap tidur dengan syal bercorak simetris hitam putih membalut lehernya.
...










ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang