Sniper

159 10 0
                                    

Peluru itu sepertinya tidak menembus ke tubuh Tantri namun justru meleset sehingga meninggalkan luka besetan peluru di area bahunya.

Dengan kondisi yang panik,zel mencoba memeriksa keadaan Tantri dan melihat rembesan darah menodai bajunya.

Lalu rekan rekan zel yang lain berlari keluar karna mereka penasaran dengan apa yang terjadi di halaman rumah, karena sebelumnya mereka sempat mendengar suara gaduh.

"Zel,mba Tantri kenapa?"tanya fema sama paniknya.

"Saya juga gak tahu mba, kejadian nya cepat sekali,saya juga gak tahu siapa yang melakukan ini,tapi lebih baik sekarang kita bawa mba Tantri ke puskesmas terdekat."jawab zel dengan nada bicara tak tenang.

"Iya baiklah."fema setuju lalu ikut membantu zel membopong Tantri yang mulai lemas karena kesakitan.

Lalu ezma merangkul Adit yang masih menangis dan langsung menggendong nya untuk menenangkan nya.

"Riz lebih baik kau bantu mereka membawa mba Tantri ke puskesmas,biar aku yang menjaga Adit."usul ezma yang langsung di setujui oleh yuriz.

Kemudian mereka berempat berjalan pergi menuju puskesmas.

Dan setelah itu,ezma langsung membawa adit masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya.

Di sisi lain,

Mereka akhirnya sampai di puskesmas yang terlihat sederhana di sekitaran desa itu, seperti nya puskesmas itu memang sengaja di bangun untuk melayani para warga desa Ramawanu, karena jarak nya tak begitu jauh.

Setelah sampai,mereka langsung memanggil petugas medis untuk meminta pertolongan dan akhirnya Tantri di bawa ke ruang tindakan medis.

Zel,fema dan juga yuriz sama sama menghela nafas lega, setelah melihat bahwa Tantri sudah berada di tangan yang tepat.

Namun itu tidak bertahan lama, karena tiba-tiba mereka mendengar suara letusan senjata api sekali lagi dan sontak zel menoleh ke asal suara dengan cepat.

Yuriz dan fema pun melakukan hal yang sama dan sejenak mereka bertiga terbungkam dengan mata yang membelalak.

Lantas zel langsung berlari mendekati asal suara yang kedengarannya berasal dari pekarangan desa.

Kemudian setelah berjalan dengan langkah cepat,zel lalu melihat kerumunan orang yang sedang menyaksikan seorang lekaki berumur 40 tahunan yang tidak sadarkan diri karena terkena luka tembak.

Semua orang yang berkerumun itu merasa panik dan sedih terutama sang istri yang menangis tersedu-sedu melihat suaminya terluka parah.

"Bu ini suami ibu kenapa?"tanya zel, meskipun dia tahu para warga itu pasti tidak ada yang mengenali nya namun dia tetap mencoba bertanya.

"Suami saya tertembak peluru mba."jawab ibu itu menangis.

"Lebih baik kita bawa pak Salim ke puskesmas saja,ayok pak di bantu pak!"usul salah satu warga.

Lalu mereka mulai saling bahu membahu menggotong pak Salim lelaki yang tertembak itu untuk di bawa ke puskesmas.

Sementara itu,zel masih syok mendengar dan melihat kejadian barusan,zel terus menutup mulutnya sebagai wujud reaksinya yang begitu terkejut.

Lalu zelira mengikuti para warga itu untuk menuju puskesmas.

Setelah berjalan beberapa langkah di belakang para warga itu, tiba-tiba lagi terdengar suara tembakan ketiga yang langsung menghancurkan dan menembus kaca jendela salah satu rumah milik warga yang baru saja di lewati zel dan para warga lainnya yang berjalan bersamanya.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang