Willy Widianto

87 6 0
                                    

"kau adalah alasanku berada disini."

Zelira tak sanggup menahan air mata nya yang berhasil lolos jatuh ke kedua pipinya,mata elang telah meluluhkan jiwanya yang sebelumnya berusaha tegar kini menjadi bimbang dan melemah.

Bukan ini yang dia inginkan.

Dia ingin menyelesaikan semua ini tapi tidak dengan melibatkan siapapun apalagi suaminya elang.

"Enggak,kau tidak seharusnya ada disini,kenapa kau justru menyusuli kesini??gak! Kau harus pergi!"

"Zel!"

Seketika zel terdiam.

"Aku hanya ingin kau selamat,apapun perjanjian yang kalian sepakati itu tidak akan menjamin kalau mereka tidak akan menyakitimu!

Dan aku gak akan tanya apapun padamu,tentang siapa kau sebenarnya,kenapa kau bisa berhubungan dengan kelompok ini,kenapa kau membuat kesepakatan dengan mereka,aku tidak akan bertanya tentang apa yang terjadi padamu!!??,aku tidak akan tanya itu zel!

Karna bagiku sekarang yang terpenting itu kau bisa selamat dan baik baik saja."

Zelira bergeming tak bersuara,bibirnya kelu mendengar penuturan elang yang menyayat hatinya.

"Jadi aku mohon tolong!,tolong dengarkan aku kali ini,ikutlah denganku untuk keluar dari sini."

Lalu elang menggandeng tangan zel dan menatapnya yakin kemudian dia mencoba mengajak zel untuk keluar dari ruangan itu.

Namun zel tetap dengan pendiriannya dan hanya berdiri diam saat tangannya di gandeng dan di ajak pergi bersama.

"Zel,kalau kau tidak mau mendengarkan aku sebagai seseorang yang ingin menyelamatkanmu,tolong dengarkan aku sebagai suamimu!

Dan seorang istri harus taat pada suaminya."

Zel terdiam menatap suaminya yang begitu menginginkan keselamatannya ini,di saat dirinya berusaha mati matian untuk menghindari elang dan tak ingin dia terlibat dengan masalah nya.

Pada akhirnya pun zel menuruti keinginan elang,yang membawanya pergi dari ruangan itu untuk mencari jalan keluar bersama.
...








Elang memocongkan senjatanya ke depan,kanan dan kiri untuk mewaspadai keberadaan musuh yang bisa muncul kapan saja.

Sementara zel dia hanya mengikuti elang saja tanpa bersuara sedikit pun seraya dirinya yang menggenggam erat rompi militer yang di pakai suaminya agar dia tak terpisah.

Saat mereka tiba di persimpangan lorong,tiba tiba ada suara seseorang terdengar.

Suara lelaki berdeham begitu keras dengan nada menyindir.

Sontak elang dan zel menoleh ke asal suara di sudut lorong yang gelap,dan perlahan terlihatlah wajah lelaki itu yang di tangannya menodongkan senjata laras pendek ke arah elang dan zel.

"Vander."gumam zel pelan dengan wajah terkejut.

Vander berjalan perlahan mendekati dua orang itu dengan tersenyum menyeringai seram.

"kami tidak sebodoh itu,tuan tentara!"ucapnya dengan terus mengacungkan senjata api itu.

Lantas elang menyungging tersenyum penuh percaya diri membalas kesinisan lelaki itu.

"Kalian memang tidak bodoh tapi kalian juga tidak sepintar itu."balas elang yang dengan berani menodongkan senjata sniper nya ke arah dada vander.

Lalu tak lama,5 anak buah vander muncul di belakang elang dan zel yang semuanya bersenjata api dan mereka menodongkan benda mengerikan itu ke arah keduanya.

ELMADAV:The Former Executor [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang