[ O5 ] ARC 1 : WE ARE MANIAC!

11.5K 954 5
                                    

Mungkin terlalu berlebihan, tetapi reaksi Ranza atas jawaban cowok yang masih terlihat ganteng meski sedang babak belur itu adalah tersentak sampai tubuhnya refleks mundur, speechless bukan main.

"Ketuanya?! Lo ketua TAURUS?! Demi apa?!" Ranza sangat-sangat tidak menyangka. Dia yang hendak menemui salah satu kapten divisi untuk dimanfaatkan demi misinya, justru malah bertemu langsung dengan presiden geng TAURUS. Ini sungguh di luar dugaan.

"Buset, gue beruntung banget, anjay! Ini, sih, namanya ketiban duren sama pohon-pohonnya!" batin Ranza kegirangan.

"Thanks udah nolong gue. Yang tadi itu bocah-bocah geng MANIAC. Mereka ngejebak gue pake nomor gak dikenal dan bilang sepupu gue dalam bahaya. Pas dateng ke sini, tau-tau aja kepala gue langsung ditutup pake karung dan badan gue diikat sama tali," jelas Rein tanpa diminta.

"Gue bisa aja ngelawan mereka dari awal, tapi gue sengaja diem karena mau ngorek sedikit informasi tentang ketua MANIAC yang misterius. Akhir-akhir ini, orang gila-orang gila itu selalu gangguin anak-anak TAURUS. Gue sampe harus turun tangan buat cari tau sendiri siapa sebenernya ketua mereka." Rein mengimbuhkan.

Ranza tidak tahu bagaimana harus menanggapi penuturan cowok itu. Mereka baru bertemu dan dia tidak terlalu memahami situasi apa yang menimpanya. Jadi, diam mendengarkan adalah pilihan terbaik.

"Oh, ya, nama gue Reinhard. Lo bisa panggil gue Rein aja." Rein mengulurkan tangan, memperkenalkan diri seraya tersenyum.

"Gue ... Kai... Kairi! Ya! Nama gue Kairi!" ceplos Ranza, sempat kelabakan mengarang nama palsu. Dia pun terpikirkan nama Kaisar, tetapi memodifikasinya sedikit.

"Kairi, ya." Rein memanggut-manggut. Bibirnya tersenyum samar penuh arti. "Barusan lo keren banget, loh. Kata-kata dan perbuatan lo bikin gue salut. Lo bener-bener jagoan," pujinya.

"Hah?" Ranza sontak mengerjap. "Kok lo tau? Bukannya kepala lo ditutupin karung, ya? Dari mana lo bisa liat aksi gue?"

Rein terkekeh kecil. "Karungnya bolong-bolong, nih. Lo liat aja." Dia menunjukkan karung yang dimaksud pada Ranza. "Gue masih bisa ngintip sedikit-sedikit perkelahian lo sama mereka."

Barulah Ranza mengangguk-angguk paham.

"Kairi," panggil Rein kemudian. Cowok itu bangkit sembari membersihkan pakaiannya yang kotor ternoda debu. Melihatnya, Ranza refleks ikutan berdiri. Mereka lalu saling tatap dengan tinggi badan yang berbeda. "Ternyata lo kecil banget, ya, kalo gue berdiri gini."

Ranza langsung tertohok. Paling tidak suka kalau ada orang yang menyinggung tinggi badannya. "Ah, jangan gitu, dong. Mentang-mentang lo tinggi, ya." Ia pura-pura merajuk dengan muka melengos.

Tingkah 'cowok' itu membuat Rein tertawa jenaka. "Sorry, gue nggak ada niat body shaming. Tapi emang gitu faktanya, kan?"

Mata Ranza mendelik tajam. Bak seekor banteng, ia mendengus kasar di balik masker. Tak luput pula menggembungkan pipi seperti kebiasaannya ketika mengambek atau marah.

"Lo kan jago berantem. Lo juga udah tau siapa gue. Gimana kalo lo gabung jadi anggota geng TAURUS aja?" tawar Rein.

Kekesalan Ranza seketika mereda begitu mendengarnya. Gadis itu kembali memusatkan tatapannya ke netra abu-abu Rein dengan sorot berbinar-binar. "Wih, serius?"

"Iya. Ngapain gue bohong? Sebagai balasan juga karena lo udah nolong gue, nanti gue bakal traktir lo makan," kata Rein.

Ranza masih rada speechless. Lihatlah. Bukankah benar? Dia ketiban duren bersama pohon-pohonnya! Bahkan tanpa perlu bersusah payah mengajukan diri agar direkrut, Ranza sudah lebih dulu ditawari menjadi anggota oleh ketua TAURUS sendiri.

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang