[ O9 ] ARC 1 : WE ARE MANIAC!

7.5K 653 13
                                    

Lusa yang menjadi hari mendebarkan telah tiba. Yang itu artinya, tawuran antara TAURUS dan MANIAC akan berlangsung di lokasi yang sudah ditentukan. Bukan hanya dua kubu yang hadir di tempat, tapi juga berandal-berandal jalanan yang penasaran dengan keberlangsungan dari pertempuran tersebut.

"Simon! Mana si Ale? Kok dia nggak dateng-dateng?"

Ranza sedang mendengarkan Troy yang asik membual hal tak masuk akal saat telinganya menangkap suara nyaring Rein yang bertanya kepada wakil divisi satu TAURUS. Tak cuma dia seorang yang refleks menoleh, bahkan anggota lain pun turut menjadikan ketua geng itu sebagai bahan perhatian.

"Gak tau, Bang. Dia nyuruh gue berangkat duluan ke sini. Tadi udah gue telpon berkali-kali, tapi nggak diangkat," jelas Simon, cowok yang selalu mengenakan masker respirator demi melindungi diri dari kuman dan bakteri.

"Ck, ke mana coba tuh orang? Waktunya udah mepet gini malah telat." Rein meraup gusar wajahnya, lalu memandang satu per satu anggota inti yang juga menampilkan raut kusut. Mereka semua tak ada yang tahu di mana keberadaan cowok albino itu.

"Udahlah, tinggalin aja. Lagian dia nggak mungkin nyasar," celetuk Pandu dengan sorot matanya yang sinis.

"Tau, tuh. Mau sampe kapan kita nungguin albino itu dateng? Nanti bocah-bocah MANIAC keburu bubar," sahut Megi yang suaranya terdengar lantang.

Nicko dan anggota inti lainnya pun sependapat dengan mereka. Cowok itu juga berujar pada sang ketua, "Bener, Rein. Mending sekarang kita langsung berangkat aja daripada nunggu Ale yang nggak pasti kapan dateng. Udah waktunya kita pergi ke lokasi."

Rein menghela napas berat. Sekilas kelopak matanya terpejam, lalu tatapannya berubah menajam. Mau tak mau dia mengikuti nasihat wakilnya itu. "Oke. Ayo berangkat sekarang."

Rein memimpin jalan di depan sementara rombongan besarnya mengikuti dari belakang. Mereka bak arak-arakan serigala ganas yang mendominasi jalanan dengan motor yang knalpotnya meraung-raung. Meski tak semua anggota memiliki motor, karena masih ada beberapa yang nebeng di anggota lain. Seperti halnya Ranza yang membonceng di motor Zeon.

Begitu sampai di tujuan, para berandal yang berada di sana serentak menyoraki kedatangan TAURUS. Sorakan itu bukan dalam artian yang baik, melainkan lebih ke mengejek dan mengolok-olok. Namun tak sedikit pula berandal yang segan dan saling bertukar gosip mengenai Reinhard.

"Anak Damian Eldrago, coy, si puncak tertinggi berandalan pada masanya. Wajar, sih, dia bisa ngikutin jejak bapaknya."

"Kita liat nanti geng mana yang bakal menang. TAURUS atau MANIAC Gen 3. Gue taunya mereka kalah jumlah. TAURUS cuman seratus orang, sedangkan MANIAC seratus dua puluh."

"Kalo ini pertarungan bersih tanpa senjata, udah pasti menang TAURUS ke mana-mana lah. Secara, para kapten divisinya aja pada jago beladiri. Lain lagi kekuatan ketua sama wakil gengnya."

"Wah, seru banget nih pasti. Nggak sabar gue nontonin pertempuran kali ini."

"Yoi, gue sama."

Dari sisi lain, gerombolan MANIAC akhirnya juga datang. Jaket geng mereka yang abu-abu kontras dengan warna almet hitam geng TAURUS. Namun yang membuat semua orang salah fokus bukanlah hal itu, melainkan keberadaan seorang cowok literally putih yang memimpin arak-arakan tersebut ke tengah arena tawuran.

"Ale?!" Rein sontak memekik, bola matanya membeliak seketika.

Kalaupun ada yang tidak terlalu kaget dengan pemandangan itu di antara para anggota TAURUS, mungkin hanya Ranza seorang lantaran sudah mengetahuinya duluan.

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang