[ O6 ] ARC 3 : D'MONSTER NO COUNTER!

2.8K 222 14
                                    

Bus itu berhenti di halte dekat GOR SANTARA. Sekelompok berandalan bertubuh besar-besar turun dari sana dengan rusuh, bahkan sengaja saling dorong untuk menjatuhkan satu sama lain.

Eksaga dan Heli turun paling terakhir. Mereka sudah biasa menyaksikan anggota D'Monster yang suka melakukan keributan, jadi memilih memalingkan muka untuk melihat-lihat sekitar.

"Ternyata pemandangannya sama aja kayak di distrik Selatan. Gue pikir karena distrik Utara dihuni orang-orang elite, tempatnya bakal lebih wow." Eksaga melontarkan komentar.

"Masih satu kota, anjir. Santara anti kesenjangan sosial," sahut Heli sambil melepas headphone dari kepalanya.

Satu minggu telah berlalu. Hari ini adalah tepatnya turnamen sepakbola tahunan di GOR SANTARA terlaksanakan.

Rombongan D'Monster menghentikan langkah di halaman Gelanggang Olahraga tatkala melihat sebuah mobil Aventador berwarna pink melaju pelan dan parkir di salah satu spot.

Empat orang gadis dengan outfit mamba keluar dari sana, membuat mereka serentak ternganga takjub akan kecantikannya.

Tak ingin membuang kesempatan, mereka yang kurang ajar langsung menghadang cewek-cewek tersebut yang hendak melewati pintu masuk GOR.

"Kiw, cewek!"

"Bening amat, sih."

"Boleh, dong, kenalan?"

Dengan tidak tahu dirinya, mereka melemparkan rayuan-rayuan genit yang terdengar menjijikkan di telinga.

Ranza dibuat geram setengah mati, merasa muak dan ingin muntah saat itu juga. Tangannya sudah terkepal erat di sisi tubuh untuk memberi mereka pelajaran.

Namun, sebelum sempat dia bertindak, tiba-tiba saja Rein dan teman-temannya datang menjadi tameng untuk mereka berempat dengan cara menghalangi tubuh mereka dari tatapan nakal para berandalan D'Monster.

"Minggir, sampah! Lo semua ngehalangin jalan kita." Rein mendesis. Auranya menggelap dan terasa mengintimidasi.

Kendati demikian, nyali anak-anak D'Monster tak begitu saja ciut. Mereka tersinggung dengan ucapan Rein sebab disebut sebagai sampah. Ekspresi tak bersahabat sontak terlukis di masing-masing wajah sangar mereka.

"Apa lo bilang? Sampah?" ujar Eksaga, mewakili suara hati para anak buahnya seraya memiringkan kepala.

"Iya. Sampah. Orang-orang yang suka catcalling cewek pantes disebut apa lagi kalo bukan sampah?"

Kalimat Rein teramat menohok.

Eksaga hendak bersuara kembali, tetapi urung sewaktu retina matanya menangkap kedatangan gerombolan besar cowok-cowok bersetelan hitam-hitam yang dipimpin seorang maskot bertopeng kepala banteng. Mereka berdiri tepat di belakang keempat cewek itu, seolah ikut menjadi backing-an dari Rein.

Cowok itu hanya bergeming sebentar. Setelahnya malah terkekeh pelan. "Kita lanjutin ini di lapangan. Gue pastiin lo semua bakal abis di tangan gue, TAURUS."

Eksaga mengeluarkan lato-lato dan memainkannya. Dia membalikkan badan, lalu melenggang masuk ke dalam gedung dengan santai, diikuti antek-anteknya yang masih menggeram kesal. Bahkan tak sedikit pula dari mereka yang melempar pelototan garang. Sedangkan Heli hanya melirik Rein lewat ekor mata sebelum mengikuti langkah ketuanya.

"Lato-lato silver?" Rein mengernyitkan kening, mencoba mengingat-ingat. "Bukannya itu ... ciri khas Reanders Eksaga? Ketua D'Monster."

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang