Suasana dalam bar itu terasa sangat memuakkan. Asap rokok mengepul tinggi memenuhi sudut-sudut ruangan. Aroma alkohol yang pekat menyeruak, menusuk indera penciuman. Suara gaduh dari para berandal yang mengobrol hampir menyerupai kericuhan.
Satu-satunya hal yang dapat membungkam mulut mereka semua adalah bunyi lato-lato yang tiba-tiba terdengar.
Big Boss mereka yang sedang rebahan santai di meja bar dengan pose lumba-lumba sengaja melakukannya untuk menarik perhatian.
Mereka serempak menoleh kepadanya.
Reanders Eksaga. Cowok yang wajahnya tersembunyi di balik slayer bandana hitam bergambar mulut menyeringai. Bagian atas alis kanannya dihiasi dua buah tindik.
"Gue denger si bungsu berulah lagi, ya?" Eksaga melempar tanya.
'Bungsu' yang dia maksud bukanlah merujuk pada saudara, melainkan TAURUS GANG lantaran mereka menduduki peringkat terakhir dalam TOP 4 Gangster Terkuat di Santara.
"Yoi, Icibos. Sebulan yang lalu TAURUS bentrok sama Red Devil di jembatan Amarine, tapi mereka kalah karena Big Three nggak ada di sana." Salah satu anggota menjawab dengan suara baritonnya.
"Haha, tengil banget, ya, mereka. Dulu bermasalah sama MANIAC Gen 3. Kali ini sama Red Devil. Gue curiga jangan-jangan nanti mereka juga cari masalah sama kita."
Cowok itu melompat turun dari posisinya masih dengan lato-lato warna silver yang dia mainkan. Suaranya mampu memekakkan telinga orang-orang yang mendengarnya, namun itulah yang menjadi ciri khas dari seorang Reanders Eksaga.
Tubuhnya yang sixpack berdiri dengan tegap menghadap segenap anggota gengnya yang bertubuh bongsor. Dia menghentikan permainan lato-latonya untuk bicara lagi.
"Tapi nggak masalah, sih. Gue suka keributan. Lagi pula, si bungsu bukan ancaman besar buat kita yang jadi urutan TOP 2 gangster terkuat."
Eksaga tersenyum miring di balik slayer bandananya.
"Karena di tangan gue, D'Monster no counter!"
"Eksagaaa!!" Seruan riang seseorang mendadak menginterupsi. Membuat tak hanya sang pemilik nama yang berpaling ke arahnya, tetapi juga seluruh anggota D'Monster.
"Tebak gue bawa kabar apaan!" Bocah setinggi 140 cm dengan rambut light blonde muncul di ambang pintu, disusul seorang laki-laki bertubuh kekar. "Jeng, jeng! Gue berhasil daftarin geng kita ikut turnamen sepakbola tahunan GOR SANTARA!"
Melihat bocah itu mengacungkan selembar kertas tinggi-tinggi dengan tampang excited, Eksaga tergerak untuk mendekatinya. Dia mengambil alih kertas tersebut dan membaca segelintir tulisan yang tertera di sana.
Eksaga awalnya tak tertarik sama sekali sebab ia lebih suka baku hantam. Namun dia berubah pikiran ketika membaca bagian peraturan permainan.
"Wow, boleh juga. Gue baru tau ada sepakbola jenis ini. Menarik. Kita harus ikutan," kata Eksaga sumringah.
"Tuh, kaan. Gue yakin lo pasti bakal suka, Sa. Makanya gue daftarin." Heli terkikik senang. Dia memakai headphone yang biasa menggantung di lehernya untuk mendengarkan musik jj remix.
"Minggu depan di babak pertama. Kita bakal berhadapan sama geng TAURUS dari distrik Utara," tutur Heli seraya berjalan mendekati meja bar dan duduk anteng di salah satu kursi. Tanpa menyadari, kalau raut wajah ketuanya telah berubah.
"TAURUS GANG?" Eksaga berbisik kecil. Pandangannya kosong menerawang seolah terpikirkan sesuatu. Kemudian dia terkekeh pelan.
"Baru aja diomongin. Ternyata panjang umur. Bentar lagi, kita bakal ketemu ya, TAURUS."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
ActionGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...