Begitu bel istirahat berbunyi, Pinat dan Ranza bersyukur karena akhirnya hukuman mereka berakhir. Mereka yang dilanda rasa haus hendak pergi ke kantin untuk membeli minuman guna membasahi kerongkongan.
Namun baru berjalan beberapa langkah di koridor, mendadak saja Shakina muncul mencegat perjalanan mereka.
"Kak Shaki?" Pinat spontan mengernyitkan dahi.
Shakina membawa dua botol minuman dingin dan langsung menyerahkannya pada Pinat dan Ranza sambil tersenyum tipis.
"Buat lo berdua. Maaf, ya, karena hukumannya kebangetan. Gue sendiri sebenernya nggak tega. Tapi asal lo berdua tau aja, tadi pagi itu ada Bu Maia yang lagi ngawasin kita dari balkon lantai dua. Makanya gue bersikap tegas dan nggak mau ngasih keringanan sedikit pun," ungkap Shakina sedikit tak enak hati.
Bu Maia adalah guru BK mereka yang terkenal killer dan sangat disiplin terhadap para siswinya.
Pinat yang memang sempat sebal pada Shakina berubah melunak hatinya setelah mendengar penjelasan itu. Dia balas tersenyum dan meminta maaf juga atas kesalahannya.
"Thanks, ya, minumannya. Padahal lo nggak perlu repot-repot karena emang kita yang salah," kata Ranza, malah tak enak sendiri.
"Dipikir-pikir emang iya, sih," sahut Pinat, mengamati botol minuman segar di tangannya.
"Eh, nggak apa-apa, kok. Minum aja kali. Gue beli itu emang khusus buat lo berdua. Jangan sungkan-sungkan," balas Shakina seraya mengibaskan kedua tangan.
Ranza tak bergeming. Matanya terpaku menatap wajah cantik gadis itu. Setiap pahatan wajah Shakina tampak sempurna, seperti idaman para gadis.
Sekarang, Ranza paham mengapa banyak yang menggemari seorang Shakina Chavali. Ternyata tak hanya cantik wajah, tapi dia pun memiliki hati yang cantik. Pantaslah bila dia dijadikan inspirasi oleh gadis-gadis di SMA TAMARIN.
Shakina adalah gadis yang cantik, pintar, disiplin, baik, rendah hati, good looking, good attitude, berbakat, kaya raya, mempunyai pangkat, dan menjadi kesayangan para guru.
Dia tampak sempurna dengan semua itu. Tak jauh berbeda dari sepupunya, Reinhard. Mereka sama-sama unggul hampir di segala hal.
"Kalian mau ke kantin, kan? Ayo, kita pergi bareng aja, sekalian gue yang traktir nanti," ajak Shakina yang mulai membalikkan badan dan mematri langkah.
Pinat yang sedang meneguk minumannya nyaris tersedak saking gembiranya dengan ajakan Shakina. "Yang bener, Kak?!"
"Iya, buruan." Shakina menoleh ke belakang, memandang Ranza yang hanya terdiam mematung. "Lo juga, ya."
Keadaan kantin lumayan ramai saat mereka masuk. Hampir semua meja sudah diisi oleh para siswi. Kedatangan Shakina sempat mencuri atensi di sana dan membuat orang-orang langsung menyapanya.
Shakina membalas sapaan-sapaan tersebut dengan senyum ramah selagi dirinya mencari meja kosong untuk diduduki bersama Ranza dan Pinat.
"Pesan aja apa yang kalian mau," kata Shakina, tepat setelah mendaratkan bokongnya di permukaan kursi.
"Gue pesen seblak aja, deh."
"Aku pesan seblak aja, Kak."
Pinat dan Ranza bersuara secara bersamaan, namun dengan jawaban yang kontras. Shakina refleks mengangkat kedua alisnya, agak terkejut.
"Kompak banget. Kalian sama-sama suka seblak, ya?" tanya Shakina.
"Lo suka, Pi?" Ranza menoleh ke arah Pinat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
ActionGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...