Tengah hari di siang bolong yang tidak terlalu terik itu, jalanan sepi yang biasanya jarang dilintasi kendaraan kini menjadi lokasi trek-trekan geng TAURUS.
Sesudah dari cafe, Rein langsung mengajak semua anggotanya untuk menonton balapan antar para anggota inti. Mereka mengambil tempat di sepanjang pinggir jalan sambil bersorak-sorai heboh meneriakkan nama jagoan masing-masing.
Perlombaan pertama dimulai oleh Kapten Divisi Strategi melawan Kapten Divisi Informasi. Ale Darfigo vs Aran Julio. Keduanya sudah bersiap dengan motor kebanggaan mereka di garis start yang dibuat secara dadakan. Nicko menjadi pemberi aba-aba yang mengibarkan bendera hitam putih di hadapan mereka.
"Siap?" Nicko menatap tajam Ale dan Aran bergantian. Yang terdengar dari mereka hanyalah derum motor yang semakin meraung-raung sebagai jawaban. "Mulai!" serunya sembari mengibaskan bendera tersebut.
Mereka berdua serentak tancap gas dengan kecepatan tinggi diiringi sorakan yang kian riuh membahana. Suasana pecah. Kubu Ale dan kubu Aran meneriakkan nama kapten kebanggaan masing-masing untuk men-support kemenangan mereka.
Hanya Ranza satu-satunya orang yang tampak bete karena baru pertama kali berada di situasi seperti itu. Dulu ia memang pernah menonton adegan semacam ini di sinetron Anak Jalanan ketika masih duduk di bangku SMP. Tapi tak ia sangka, dirinya akan mengalami hal itu juga secara langsung. Ah, ternyata begini rasanya.
Gadis itu mengamati sekitarnya dengan sorot datar. Beberapa berandal ada yang mengacungkan tangan ke udara, ada pula yang sampai melompat-lompat kegirangan.
Gendang telinga Ranza sangat terganggu mendengar seruan-seruan mereka. Dia terjebak di dalam euforia masa, merasa tertekan sebab tak bisa pergi dari sana.
"WOO, BANG ALE! BANG ARAN! LET'S GOOO!!"
"TEROBOS GARIS FINISH SECEPATNYA, BANG!!"
"GASPOL TEROOSSS!"
Bahkan tiga orang idiot yang berada di dekat Ranza pun tak kalah kencangnya dalam berteriak. Padahal yang sedang balapan bukan kapten mereka. Tetapi Zeon, Justin dan Troy gila-gilaan berteriak menyemangati.
"Woi, Justin. Emang harus banget gitu, lo teriak di deket telinga gue?" tegur Ranza karena mulut cowok itu sejak tadi sangat dekat dengan telinganya.
Justin yang sadar akan hal itu refleks menjauh sambil cengengesan. Tangannya lantas terulur menepuk pundak Ranza satu kali. "Bro, lo dukung siapa? Gue, sih, Bang Aran."
"Kalo gue tetep megang Bang Ale." Bukan Ranza yang menjawab, melainkan Troy. "Gue yakin dia yang bakal menang. Soalnya, kan, dia pinter ngatur strategi. Pasti sebelum tancap gas tadi, Bang Ale udah mikir gimana caranya menang."
"Hm. Lo bener juga, Troy. Tapi gue, sih, dukung dua-duanya biar adil." Zeon ikut menyahut.
"Ya udah, kita liat aja siapa yang bakal menang." Justin kembali mengarahkan pandangannya ke depan dengan sorot nyalang disertai senyum miring. Dia bahkan tak lagi menunggu jawaban dari Ranza tentang siapa yang didukung oleh gadis itu.
Namun pada kenyataannya, yang terbukti benar adalah ucapan Troy. Ale menerobos garis finish duluan membawa kemenangan, membuat seluruh anak-anak Divisi Satu berjingkrak kegirangan. Sementara Aran baru menyusul satu menit kemudian dengan laju motor yang pelan.
"BANG ARAN, KENAPA LO BISA KALAAAAH?!" seru Gama yang langsung mendatangi Aran sembari mengguncang kedua bahunya.
Cowok itu membuka helm dan menampilkan ekspresi lempeng. Kelopak matanya mengerjap pelan, menatap Gama dengan sorot sayu. Ia menyentuh bantal leher yang masih melekat di lehernya, lalu menjawab, "Bantal gue tadi jatuh, jadi gue puter balik buat ngambil. Pas mau jalan lagi ternyata Ale udah ilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
ActionGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...