[ 14 ] ARC 3 : D'MONSTER NO COUNTER!

2.2K 189 3
                                    

Heli sedang duduk manis di pinggir ranjang Bastian sambil memangku Roger. Dia memegang kedua kaki depan kucing itu dan membuatnya berjoget ala bayi.

"Nang, ning, nang, ning, nang, euy! Nang, ning, nang, ning, nung!" Heli bersenandung riang, merasa asik sendiri.

Padahal Roger terlihat tak suka diperlakukan begitu. Mata elangnya mendelik tajam. Ia menggeram kesal, kemudian mencakar hidung bocah itu.

"Anjir, cuk!" pekik Heli, refleks menjatuhkan Roger untuk memegangi hidungnya yang perih. "Eh, si pantek malah nyakar. Nggak elit amat!"

Bastian yang baru keluar dari kamar mandi dan melihat kejadian itu langsung tertawa terbahak-bahak.

"Lo lagi, Bang. Orang kena musibah malah ketawa," gerutu Heli dengan wajah cemberut. Darah mulai merembes dari luka itu.

"Ya lagian lo kocak, sih. Udah tau si Roger galak, masih aja lo gituin," balas Bastian. Tak berniat tertawa saja, ia meraih kotak P3K dari atas lemari, lantas memberikannya pada Heli. "Bersihin dulu lukanya, terus pakein plester."

Beberapa hari sudah berlalu sejak Heli baru pertama kali menginjakkan kakinya di rumah ini. Dia merasa betah tinggal di sini. Terlepas dari Roger yang selalu bersikap galak padanya, ada banyak hal yang membuat dia suka tinggal di rumah itu.

Ia bisa makan masakan rumahan buatan Sakura yang lezat, bermain PS di kamar Bastian, menonton televisi, dan bahkan diizinkan belajar teknik karate sedikit-sedikit di dojo. Dengan syarat, Heli tidak boleh menyalahgunakannya.

Rutinitas bocil itu sehari-hari sama saja. Ikut Bastian ke sekolah, dijadikan babu oleh para anggota inti TAURUS, lalu setelahnya kembali pulang. Lama-lama ia jadi kelihatan seperti adik Bastian sungguhan karena ke mana-mana senantiasa membuntutinya.

Kalau Bastian pergi nongkrong, barulah Heli tidak ikut. Lebih tepatnya, tidak diperbolehkan.

Warna rambutnya yang mencolok sudah pasti akan menarik perhatian anak-anak TAURUS dan dia akan langsung dikenali sebagai salah satu bocah D'Monster yang pada saat turnamen sepak bola tingkahnya sangat menyebalkan.

Bastian tidak mau sampai mengundang huru-hara.

"Lo mau ke mana, Bang? Keren amat!" tanya Heli, usai menempelkan plester ke hidung mancungnya.

Dia memerhatikan outfit yang Bastian pakai. Sangat bagus melebihi biasanya.

"Mau first date ama cewek," jawab Bastian tanpa mengalihkan tatapannya dari cermin.

Cowok itu menyemprotkan parfum ke sekujur tubuh. Aromanya yang semerbak mampu menusuk indera penciuman dan menguar ke sepenjuru ruangan.

"Anjrit, wangi banget," ceplos Heli sambil berdiri dan mendekati Bastian. "Lo punya gebetan, Bang?"

"Punya, lah. Cowok seganteng gue mana mungkin nggak punya?" Bastian melirik Heli selagi menyisir rambutnya.

"Bukannya selama ini lo deket sama Kak Ranza, Bang?"

Baru akan menjawab, perhatian Bastian seketika teralihkan akibat suara notifikasi beruntun yang masuk ke ponselnya. Dengan antusias ia bergegas mengeceknya sebab mengira chat dari Ranza.

Tapi, ternyata bukan.

Megilodon😹 :
GAK USAH SOK SELEB, NJIR. GW NGECHAT HARI RABU BARU DIBALES SKRG. TAI BGT LO 🖕🏻🖕🏻

Skaratul Maut😹 :
bang gw lagi boker nih, tapi tainya keras bgt
bantuin plis 🥺😭

SuperHiro😹 :
y, slmt.

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang