"Kamu datang terlambat!"
Berdiri di ambang pintu, Bastian langsung mendapat sambutan selamat datang berupa teguran dari guru yang mengajar.
Seluruh perhatian di kelas sontak tertuju padanya. Namun, alih-alih merasa bersalah atau malu, Bastian masih bisa bersikap santai.
"Oh ya? Terima kasih sudah menunggu. Silahkan, pelajarannya bisa kembali dilanjutkan," balas Bastian dengan bahasa baku. "Dan ya, tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu."
Bu Jasmine spontan melotot garang, sementara murid-murid di kelas itu serentak tertawa ngakak dengan ucapan Bastian yang malah berlagak seperti orang penting dan bijak.
"Anjay, bisa ae baskom bocor," celetuk Pandu dari bangku pojokan dekat jendela.
Disahuti oleh Nicko sambil terpingkal, "Sabi juga jawabannya. Nanti gue copas, ah, kalo telat!"
"Jangan ya, dek, ya." Rein menimpali dengan suara sedikit bernada.
Sedangkan Hiro tetap diam dengan tampang yang masih sedatar triplek. Aran di bangku depannya tampak enak tertidur.
"Mau ke mana kamu?!" sergah Bu Jasmine.
Bastian yang hendak duduk ke tempatnya refleks terhenti. "Ya duduklah, Bu. Masa mau jual gorengan? Itu, mah, kerjaan Bu Kantin."
"Jangan bercanda! Emang saya ngizinin?" Bu Jasmine berkacak pinggang. Matanya membidik Bastian dengan sorot mengintimidasi.
"Cepat berdiri di samping papan tulis itu sambil angkat satu kaki dan menjewer telinga sendiri!" titahnya.
"Serius orang setampan saya diginiin, Bu?" Bastian menghela napas berat. Lewat ekor matanya, dia bisa melihat Rein dan teman-temannya sedang menahan cekikikan.
"Dasar temen-temen lucknut. Gue kena musibah gini malah pada ketawa. Awas lo semua nanti, ya." Bastian membatin kesal.
"Iya, cepat! Kamu ini sama aja kayak temen-temen kamu yang lain. Suka banget bikin ulah, bahkan di hari pertama masuk sekolah!" Bu Jasmine melirik sirkel Rein ketika menyebut teman-teman Bastian. Sudah jelas merekalah orang yang dia maksud.
Terpaksa, Bastian pun dengan ogah-ogahan melakukan hukuman tersebut. Baru saja mengangkat satu kaki, teman-temannya langsung menyiapkan kamera ponsel untuk memotret Bastian guna dijadikan bahan aib di grup chat TAURUS GANG.
"Woi! Jangan motret gue sembarangan, pea!" ujar Bastian tidak terima. "Bu, mereka main hape, Bu!"
Bu Jasmine yang mulanya hendak melanjutkan pelajaran, kembali menjeda kegiatannya akibat mendengar hal itu.
Dia bertanya siapa yang bermain ponsel, tapi semua murid mendadak bungkam. Rein dan teman-temannya sudah menyembunyikan handphone mereka sebelum ketahuan.
"Siapa, Bas?" tanya Bu Jasmine.
"Mereka, Bu. Temen-temen lucknut saya. Sita aja hape mereka sampe pulang sekolah, biar tau rasa," jawab Bastian, mengompori.
Bu Jasmine segera menyuruh mereka maju untuk menyerahkan ponsel. Dengan enggan, Rein, Pandu, dan Nicko terpaksa melaksanakan perintah tersebut.
"Itu siapa juga yang molor? Bangunin cepet!"
Tatapan garang Bu Jasmine tanpa sengaja jatuh kepada Aran yang anteng tertidur menggunakan bantal leher. Dengkuran halusnya terdengar di antara keheningan yang melanda kelas.
Hiro yang duduk di belakang Aran sontak mengguncang pelan bahunya. Namun cowok itu malah bergumam tak jelas dan menepis tangan Hiro.
Melihatnya, Bu Jasmine semakin emosi lantaran hari ini harus menghadapi segelintir murid bandel seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
ActionGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...