"Gue Qiandra Beby, Wakil Ketua OSIS SMA TAMARIN sekaligus putri tunggal Kepala Sekolah ini, dengan berat hati menyatakan mengeluarkan Kiran Zannara dari acara prom night malam ini karena dianggap udah menyalahi aturan dengan tampil terlalu mencolok."
Lengang. Dalam beberapa saat, tak seorang pun bersuara.
Semuanya terheran-heran, tapi ada pula yang tampak kegirangan. Lalu, kasak-kusuk terdengar memenuhi ruangan.
Mereka saling mempertanyakan apa maksud pengumuman tak masuk akal yang baru saja dilantunkan dari balik mikrofon tersebut.
"Dih, apa-apaan lo, Qi? Tiba-tiba banget bikin pengumuman kayak gitu. Atas perintah siapa?"
Sebagai ketua OSIS, Shakina menjadi orang pertama yang berani menyuarakan isi pikirannya.
"Ngapain juga Ranza harus dikeluarin dari acara cuman karena terlalu mencolok? Bagian mana dari hal itu yang menyalahi aturan? Dia udah pake dresscode yang sesuai, kok. Kalo dia tampil mencolok, ya itu karena kharismanya. Makanya bisa narik banyak perhatian," imbuh Shakina dengan dahi yang terlipat tak suka.
Qiandra menggeretakkan gigi-giginya, siap berdebat melawan argumen gadis itu.
"Tetep aja itu nggak boleh, Sha. Prom night ini diadakan untuk semua siswi sekolah kita. Kalo dia doang yang dapet perhatian, itu nggak adil buat cewek-cewek yang lain."
Perkataan Qiandra membuat para cewek di sana serentak memasang senyum puas. Akhirnya ada seseorang yang bisa mewakilkan kekesalan dalam diri mereka.
"Lagian, kenapa lo belain dia? Lo primadona kami, kan? Lo nggak ngerasa tersaingi dengan adanya dia di acara ini? Harusnya ..."
Suara Qiandra sedikit tersendat saat menyadari beberapa tatapan nyalang tertuju padanya. Dan itu berasal dari mata cowok-cowok yang berdiri di sekitar Shakina. Pandu, Aran, Nicko, dan terutama Bastian.
Sementara riak mata yang tergambar di netra Rein tampak berbeda. Seperti riak mata seseorang yang sedang speechless. Namun, tidak ada yang terlalu menyadari hal itu.
"... harusnya lo yang jadi pusat perhatian! Lo bintang utama di SMATA, bukan dia."
Kendati demikian, Qiandra masih tetap melanjutkan ocehannya. Merasa percaya diri bahwa statusnya sebagai anak kepsek akan membuat dia selalu aman.
"Dih." Satu kata itu mencelos begitu saja dari bibir mungil merah muda Shakina.
Sorot matanya semakin datar memandang Qiandra. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran gadis itu yang malah menganggapnya sebagai tipikal cewek yang takut kalah saing dari cewek cantik lainnya. Padahal dia bukan orang yang seperti itu.
Shakina hendak menyanggah opini Qiandra. Tapi dia harus dibuat bungkam dan menelan kembali ucapannya ke tenggorokan sebab Ranza lebih dulu buka suara.
"Oh, gitu?" Ranza memiringkan kepalanya sedikit.
Tangan lentiknya terangkat menyentuh dagu dengan mata sayu yang menyorot remeh Qiandra di atas panggung.
"Jadi lo tiba-tiba bikin pengumuman itu karena gue udah ngerebut perhatian semua orang?"
Gadis itu menutupi mulutnya yang ingin tertawa dengan jari-jemari yang lentik. Posenya sekarang benar-benar menyerupai karakter cewek badas di manhwa.
Kutek merah darah yang menghiasi kuku panjangnya menambah kesan berani pada diri Ranza.
"Jangan-jangan, bukan Shakina lagi yang takut kalah saing dari gue. Tapi ... lo sendiri, Qiandra Beby."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
ActionGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...