Kelima cowok di meja pojokan itu memiliki kesibukannya masing-masing alias asik sendiri. Tidak ada obrolan yang dibahas. Mereka sepertinya kehabisan topik.
Hiro hanya duduk diam sambil memainkan ponsel, Nicko menggenjreng senar gitar dan menyanyi lagu random, Aran tertidur seperti biasanya, Rein yang iseng mencorat-coret muka cowok itu menggunakan spidol warna-warni, dan Pandu yang berusaha menahan tawa saat merekam kelakuan Rein tersebut.
"Sekalian gambar bunga sama pita juga di jidatnya tuh, Rein," bisik Pandu, menyarankan.
Diangguki dengan cepat oleh Rein yang tampak excited bak seorang bocil TK. Kalau soal menjahili Aran, dia memang paling suka.
Perhatian Pandu kemudian teralih tatkala muncul notifikasi dari grup chat TAURUS. Dia segera menyudahi kegiatan merekamnya untuk mengecek pesan yang masuk.
Ada sekitar sepuluh foto lebih yang dikirim oleh Gama. Semuanya adalah foto yang menunjukkan kegiatan mereka di pasar malam. Potret ketika Megi, 'Kairi', Simon, Skara dan Gama asik menikmati berbagai macam keseruan di sana.
"Eh, guys, liat, nih. Pantesan mereka berlima kompak nggak ada di sini. Taunya lagi pada main di pasar malem," tutur Pandu, langsung memberitahukan hal itu pada teman-temannya.
Nicko meletakkan gitar yang dipangkunya untuk memanjangkan leher. Begitu pula Rein yang menghentikan aktivitas menggambar di wajah Aran dan ikutan melongo ke depan layar ponsel Pandu lantaran penasaran.
Hanya Hiro yang masih berdiam diri pada posisi semula karena sudah duluan melihat foto-foto itu di handphone-nya sendiri.
"Wah, minta dihantam nih mereka. Jelas-jelas itu pasar malem. Masa nggak ngajak gue, sih? Kan gue juga pengin main," kata Rein, menekuk mukanya karena kesal.
"Tapi, Rein, coba lu perhatiin lagi dah mukanya si Megi. Pucet gitu dia. Udah kayak mayat hidup aja," celetuk Nicko seraya memperbesar layar agar bisa menampilkan wajah Megi dengan lebih jelas.
Tanpa memicingkan mata, Rein dapat melihat muka Megi yang sangat tertekan tatkala menaiki setiap wahana di pasar malam tersebut. Tentu saja penampakan itu terlihat kocak di mata mereka alih-alih memprihatinkan.
Megi yang galak rupanya juga bisa pucat pasi dan menjerit-jerit ketakutan seperti bocah ingusan yang baru pertama kali naik wahana.
Rein terpingkal. "Lawak banget. Screenchot buruan, jadiin stiker WhatsApp!"
"Iya, Pan. Kapan lagi coba, kita bisa dapetin aibnya si Galak Megilodon?" sahut Nicko masih dengan tawanya.
"Berarti abis ini kalian tau, kan, harus ngapain?" tanya Hiro.
Pandu yang sempat mengotak-atik ponselnya lantas tersenyum miring. "Ya ngapain lagi? Ledekin dia habis-habisan, lah."
"Ledekin siapa?"
Aran yang tidurnya terganggu akibat suara bising dari tawa mereka akhirnya terbangun. Dia melenguh sesaat dan langsung menjadi bahan sorotan keempat temannya.
Hening sejenak, sebelum mereka kemudian lanjut tertawa dengan lebih kencang setelah mengamati wajah Aran.
"Kenapa ketawa, anjing? Gue kan nanya, harusnya dijawab!" Aran mencak-mencak sebal.
Takut ada iler di sudut bibirnya, dia segera mengusapnya menggunakan punggung tangan. Jangan-jangan itulah penyebab mereka berempat menertawakan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
ActionGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...