[ O7 ] ARC 1 : WE ARE MANIAC!

9.3K 866 12
                                    

Benar saja dugaan Ranza. Akibat terlalu sore mendatangi pemakaman, dia jadi kemalaman. Tepat pada jam enam sore, ia baru keluar dari area TPU yang sepi dengan diiringi semilir angin. Suasana yang agak horor dan mencekam membuat gadis itu segera memakai helm lalu melajukan motornya ke jalan raya.

Fokus Ranza seketika terpecah ketika di tengah perjalanan pulang mendadak ada seorang pemotor ber-hoodie yang melesat dengan kecepatan tinggi menyalipnya. Kaget bukan main, jantung Ranza seakan melompat dari tempat. Peristiwa itu terjadi begitu cepat dalam sepersekian detik.

"Kurang ajar! Apa-apaan tuh orang? Dikira keren apa begitu?" gerutunya.

Merasa kesal, Ranza lantas berinisiatif mengejar pemotor tak tahu aturan itu untuk menegur dan bahkan memakinya. Sudahlah tak memakai helm, kebut-kebutan, serta hampir saja mencelakai orang lain. Bedebah seperti itu sesekali harus diberi pelajaran supaya jera.

Pemotor tersebut menuntun Ranza ke jalan yang sepi hingga dia memberhentikan motornya di depan sebuah gedung hotel terbengkalai. Dia sempat celingukan ke sana ke mari, gerak-geriknya tampak suspicious. Ranza pun mengurungkan niat untuk melabraknya dan memutuskan memberhentikan motor di spot yang tersembunyi agar bisa memerhatikan orang itu diam-diam.

Begitu dia menyingkap tudung hoodie hitam yang menutupi kepalanya, Ranza bisa melihat rambutnya yang kontras berwarna putih bagai salju. Tak hanya itu, Ranza harus dibuat mengernyitkan dahi saat mengetahui kalau si cowok ber-hoodie ternyata adalah Ale Darfigo, kapten divisi pertama di TAURUS.

"Ngapain dia ke tempat kayak gini? Bukannya daerah sekitar sini termasuk wilayah prostitusi?" gumam Ranza, bertanya-tanya penasaran. Melihat Ale bergegas masuk ke gedung itu, dia tergerak untuk keluar dari tempat persembunyian dan mengendap-endap ke sana.

Gedung itu suram, apalagi mengingat sekarang sudah memasuki waktu petang. Makhluk-makhluk tak kasat mata pasti asik berkeliaran di mana-mana. Namun, Ranza mencoba fokus dan menekan rasa takutnya supaya tak kehilangan jejak Ale.

"Sambut, guys! Bos besar kita dateng, nih!"

"Anjay, Bos. Ke mana aja lu?"

"Baru ke sini aja lu, Bos."

"Yok, ngudud dulu, Bos, sambil minum miras!"

"Haha, thanks, semuanya. Kalian emang anak buah gue yang paling hebat."

Ranza merapatkan badannya ke balik dinding. Meski terpaut jarak beberapa meter dari ruangan tempat Ale masuk barusan, dia bisa mendengar celetukan-celetukan itu dengan jelas.

"Apa mereka bilang? Gue nggak salah denger? Mereka nyebut si Ale bos? Apa maksudnya?" batin Ranza penuh tanda tanya.

Gadis itu mencoba mengintip dengan mata sayunya dan mendapati para berandalan tersebut memakai jaket yang sama seperti sekelompok orang yang tempo hari mengeroyok Rein di dalam gang sempit. MANIAC, begitulah tulisan yang tertera di lengan jaket mereka.

Secara otomatis, otak Ranza memutar kembali penuturan Rein padanya beberapa hari lalu. "Gue bisa aja ngelawan mereka dari awal, tapi gue sengaja diem karena mau ngorek sedikit informasi tentang ketua MANIAC yang misterius."

"Hah? What the-?" Ranza sengaja tak meneruskan ucapannya karena cukup tercengang mengetahui fakta ini. "Jadi ketua MANIAC yang misterius itu adalah salah satu kapten divisi TAURUS sendiri?"

Dia menutup mulutnya dengan satu tangan. "Wow, tukang siomay kecebur got. Omaygot! Ini sangat plot twist sekali. Gue bener-bener nggak nyangka. Padahal tingkah cowok itu keliatan gak mencurigakan sama sekali. Tapi ternyata ..."

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang