[ O6 ] ARC 2 : RED DEVIL IS BACK!

4.3K 342 7
                                    

"Yang tadi malem itu seru banget, ya!" ujar Pinat dengan wajah seriang mentari pagi.

Hari ini dia berada di kelas 11 IPA-A menghampiri Ranza dan Shakina untuk memperlihatkan video hasil rekaman semalam di ponselnya ke mereka. Dia juga iseng meng-upload foto mereka di media sosial dan videonya ke YouTube.

"Iya, kapan-kapan kita nginep bareng lagi, lah. Tapi gantian di rumah gue, ya. Nanti gue siapin banyak cemilan dan dessert bikinan mami gue buat kalian," sahut Shakina seraya tersenyum lebar.

"Wah, serius, Kak? Enak, tuh!" Pupil mata Pinat sontak melebar. Dia memang mudah excited terhadap sesuatu.

"Dessert bikinan mami Kak Shaki yang terenak seantero Santara! Kak Ranza tau, gak? Mami Kak Shaki itu udah punya banyak cabang toko dessert, loh. Semua menunya enak-enak dan udah terkenal!"

"Ceritanya lagi promosiin ke gue, nih?" canda Ranza, membuat dua gadis itu kompak terkekeh.

Obrolan mereka harus berakhir di sana sebab seorang siswi mendadak muncul dan mengatakan bahwa Shakina dipanggil ke ruangan kepala sekolah.

Dengan segera, dia pun berpamitan pada Ranza dan Pinat untuk memenuhi panggilan tersebut. Tak lama kemudian, disusul Pinat yang juga sudah mau ke kelas lantaran sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

Hingga tersisalah Ranza seorang diri di bangkunya yang berdekatan dengan jendela. Dia menghela napas pelan, lalu mengarahkan pandangannya ke luar jendela itu-tepat ke arah lapangan yang lengang.

Perhatian Ranza kemudian beralih lagi ke mejanya dan menemukan pulpen unicorn Pinat tertinggal di sana.

"Loh? Tuh anak pasti kelupaan," gumam Ranza sambil meraih pulpen lucu itu dan mengamatinya sebentar.

Sebelum bel masuk berdentang, ia buru-buru bangkit dengan niat mengembalikannya pada Pinat karena khawatir gadis itu akan mencari-cari.

"Kelas Pinat kelas sepuluh IPA-A, ya?" Ranza berjalan sembari melihat-lihat dengan teliti tiap tulisan yang berada di atas pintu deretan kelas sepuluh.

Kelas A rupanya berada di paling ujung. Begitu hendak masuk, kaki Ranza mati langkah tepat di dekat pintu yang terbuka sedikit.

"Pada nyadar nggak, sih? Pinat sama abangnya itu sus banget tau."

"Sus gimana maksud lo?"

"Ya sus, lah. Mereka tuh kayak punya hubungan spesial, guys. Apalagi orang tua mereka jarang di rumah. Abangnya Pinat juga berandalan, kan? Gak mungkin mereka nggak pernah gituan."

"Heh, jangan kenceng-kenceng ngomongnya. Itu ada orangnya, loh, lagi dengerin kita."

"Biarin. Peduli apa gue? Bodo amat mau dia denger atau nggak. Emang bener, kan, omongan gue? Mana ada saudaraan sedeket itu. Bikin orang-orang jadi curiga aja."

"Tapi kalo dipikir-pikir emang, iya, sih. Gue pernah liat postingan Pinat tahun lalu, foto dia pas lagi ultah dicium pipinya sama abangnya."

"Gue jadi keinget anime Yosuga no Sora. Jangan-jangan ..."

"Haha, mana abangnya juga tetep jomblo sampe sekarang, kan? Gak keliatan pernah gandeng pacar. Wajar kalo kita naruh curiga."

"Betul banget, ege."

Ranza mendengar gadis-gadis di dalam sana lantas tertawa bersama di saat Pinat menampilkan raut sendu terhadap gosip mereka yang tidak benar. Tangan Ranza yang memegang pulpen seketika mengepal kencang.

"Ini, sih, bukan gosip lagi, tapi udah nyerempet ke fitnah dan pencemaran nama baik. Bisa-bisanya congor para betina ini asal ceplas-ceplos gitu aja tanpa mikir perasaan orang lain," ucap Ranza, geram sendiri.

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang