[ 14 ] ARC 1 : WE ARE MANIAC!

5.6K 495 1
                                    

Pertama kali melihat wajah Shakina muncul di basecamp, Ranza sempat terkejut karena mengenali gadis itu. Dia merupakan ketua OSIS yang menjadi primadona gadis-gadis di sekolahnya-SMA TAMARIN-sebuah sekolah khusus perempuan.

Ranza bahkan sekelas dengan Shakina tapi tidak pernah saling bertegur sapa lantaran Shakina yang selalu sibuk dengan urusan OSIS sehingga jarang hadir di kelas. Dalam kata lain, Ranza mengenal Shakina, namun tidak sebaliknya.

Shakina yang seorang seleb sekolah tak mungkin melirik dia yang hanya sekadar murid biasa. Ranza pun baru tahu kalau gadis itu adalah sepupu Rein yang namanya pernah dijadikan umpan oleh geng MANIAC untuk menjebak Rein.

"Weh, gilaaaa! Yang tadi itu keren banget, anjir! Gimana cara lo ngelakuinnya, huh?!"

Troy, Justin dan Zeon datang merecoki Ranza yang sedang bersandar di dinding, mengamati Shakina yang dikelilingi para anggota inti. Justin yang barusan bicara sambil lalu merangkul pundak Ranza sok akrab.

"Iya, ege. Kita sebagai temen lu ikutan bangga tau! Lu menjelma jadi superhero dari Divisi Tiga. Fiks, abis ini pasti lu bakal langsung naik pangkat jadi wakil kapten Bang Pandu. Secara, skill beladiri lu ga main-main, brooo!!" Dengan lebay-nya, Troy mengguncang-guncang bahu Ranza sampai membuatnya merasa puyeng.

"Apalagi pas lu nendang Bang Ale, Kai." Kali ini giliran Zeon yang bicara, tapi suaranya dikecilkan saat menyebut nama Ale sembari melirik sekitar dengan mata memicing. "Teknik lu gokil banget sumpah! Salut, salut."

Ranza tertawa garing menanggapi ocehan mereka. Dia yang merasa risih disentuh-sentuh sembarangan oleh cowok, segera menyingkirkan tangan mereka.

"Gue emang udah didoktrin jago beladiri sama bapak gue dari kecil. Kelas 4 SD, gue bahkan dimasukin ke dojo sama dia," ungkapnya, lalu melanjutkan dalam hati, "supaya gue nggak jadi cewek menye-menye yang tunduk di bawah budaya patriarki."

"Oalah, pantesan, jir!" Justin merespon dengan heboh dan terlihat sangat excited. "Waktu lu baru gabung pun, Bang Rein kan udah bilang kalo martial art lu karate kyokushin, ya? Ck, ck, ck. Gak salah pilih orang, sih."

Sirkel mereka harusnya bisa terus asik berbincang kalau saja Bastian tak tiba-tiba datang dan 'meminjam' Ranza untuk dibawa duduk berduaan di sofa. Mau tak mau, mereka bertiga membiarkan saja kapten divisi pertama itu mengobrol bersama Ranza.

"Ranza," panggil Bastian pelan selagi menyilangkan tangannya di depan dada.

"Hm? Napa?" sahut Ranza, matanya mendelik. "Jangan panggil gue pake nama asli kalo di sini. Nanti ada yang denger bisa berabe urusannya."

"Ya, kan, gak ada yang denger." Bastian melirik gadis itu, kemudian mengalihkan pembicaraan. "Sebenernya gue nggak mau muji keahlian beladiri lu, sih. Soalnya mau gimana pun tetep masih jagoan gue ke mana-mana. Secara kan, gue ini kapten divisi kedua TAURUS sekaligus panglima tempur andalan, dan gue juga merupakan cucu pemilik dojo terbesar di Santara."

"Hm. Ya. Serah lu. Sebut aje semuanya, sebut reputasi lu yang gak bikin gue iri sama sekali itu. Emangnya ngaruh? Sombong bat lu mentang-mentang punya segalanya," potong Ranza sewot. Paham betul tingkah Bastian yang kadang songongnya kelewat batas, makanya dia sudah biasa.

Cowok itu tertawa karir dan menepuk-nepuk punggung Ranza. "Gak usah ngegas gitu, lah. Kan gue cuman mau pamer sama lo. Gak boleh, ya?"

"GAK BOLEH." Ranza spontan ngegas di depan wajah Bastian sambil menjitak bahunya.

"Tapi, Ran." Raut muka Bastian mendadak berubah kalem dengan sorot mata mengarah pada sosok Ale yang sedang diobati Shakina di antara teman-temannya. "Gue berterima kasih banyak karena lo menjadi satu-satunya orang yang bisa diandelin dalam keadaan genting di saat gue dan yang lainnya gak bisa berbuat apa-apa buat nolongin Rein. Lo nggak cuman nyelamatin ketua TAURUS, tapi lo juga udah nyadarin kapten divisi pertama yang hampir aja bikin TAURUS jadi berantakan."

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang