Ranza sudah pergi duluan sejak pagi-pagi buta untuk bersiap-siap ke sekolahnya. Sementara Sakura yang ada janji temu dengan klien juga berangkat terburu-buru setelah menyiapkan sarapan.
Kini hanya ada Bastian dan Heli di rumah.
"Etdah, ni bocil. Bangun buruan, woy! Gue udah telat sekolah, nih! Lama-lama gue karungin juga, ya, lu!" Cowok itu menyibak selimut yang membungkus tubuh mungil Heli.
Cara tidurnya terlihat seperti seorang bayi. Dia meringkuk sambil mengisap ibu jarinya dan mendengkur halus. Tampak tidak terusik mendengar suara Bastian yang menggebu. Seolah omelan cowok itu adalah lagu pengantar tidur yang semakin membuatnya nyenyak.
"BANGUN GAK LO?!" Bastian berteriak di telinga Heli. Tak menganggur, tangannya pun digunakan mengguncang badan si bocah.
Heli yang terkejut sontak terperanjat. Dalam keadaan linglung, dia menatap ke sekitar untuk mencerna apa yang terjadi.
"Sana mandi, Cil. Ikut gue ke sekolah," kata Bastian, mengedikkan dagunya ke pintu kamar mandi dalam kamar tersebut.
Tanpa bicara, hanya berjalan sempoyongan dan setengah sadar, Heli mematuhi perintah Bastian. Tidak butuh waktu lama, dia kemudian keluar lagi dengan tampilan yang lebih fresh dari sebelumnya.
Wajah berseri, ekspresi ceria, senyum lebar, dan mata berbinar-binar khasnya. Bagai mentari yang bersinar cerah pagi ini.
"Baju lo yang kemarin udah dekil, sekarang ganti pake yang ini aja. Gak lucu banget, kan, kalo sampe orang-orang mikir gue bawa gelandangan ke sekolah?"
Bastian melirik Heli seraya melempar hoodie hitam putih berlengan pendek dan celana selutut warna senada ke kasur.
"Ini baju siapa, Bang? Kok nge-pas di gue? Baju bekas lo dulu?" tanya Heli, menilik pakaian tersebut sebelum memakainya.
"Bukan. Itu baju adek gue waktu kecil," jawab Bastian.
"Wih, lo punya adek cowok, Bang? Di mana? Kok dia nggak keliatan batang hidungnya pas kita makan malem?"
"Banyak tanya lo, kocak. Mending lo gercep, dah. Gue udah telat ke sekolah gara-gara nungguin lo doang, bjir!"
Bastian lekas menyambar ransel hitamnya yang tergeletak di kursi meja belajar, tak lupa pula kunci motor dan jaket yang biasa dia pakai jika berkendara.
"Bang, tunggu, Bang!" Heli dengan cepat mengejar langkahnya sambil berseru cempreng.
Mereka menempuh perjalanan selama kurang lebih lima belas menit saja karena Bastian mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata—cosplay jadi pembalap profesional dadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]
AcciónGangster sejati itu ... seperti apa? Apa mereka yang isinya berandalan gila seperti geng MANIAC? Atau seperti Red Devil yang terdiri dari manusia-manusia gila uang? Atau apakah seperti D'Monster yang dipenuhi orang-orang barbar dan brutal? Mungki...