[ O4 ] ARC 3 : D'MONSTER NO COUNTER!

2.8K 254 1
                                    

Para siswi SMA TAMARIN yang berkeliaran di sekitar lapangan dan koridor serentak memusatkan perhatian mereka ke arah gerbang ketika mendengar suara derum motor yang memekakkan telinga.

Sebuah motor custom melaju pelan memasuki area sekolah bersama bunyi knalpotnya yang seram.

Penampakan tak biasa itu menggemparkan suasana. Bahkan satpam songong yang berjaga di posnya sampai terperangah takjub melihat kedatangan motor hitam tersebut.

Shakina dan Pinat yang sedang jalan-jalan di pinggir lapangan juga ikut mematung.

Motor itu berhenti di parkiran. Begitu pengendaranya membuka helm, rambut hitam panjangnya yang sepunggung tergerai indah. Sehingga tak hanya Pinat dan Shakina, tapi seluruh mata yang menyaksikan hal itu kompak tercengang.

"Ranza? Itu beneran Ranza?!" Suara Shakina nyaris menyerupai pekikan.

"Beneran Kak Ranza, Kak! Liat, deh, itu! Dia notice kita!" Pinat berujar antusias sembari menunjuk ke arah cewek yang dimaksud.

Di bawah tatapan intens orang-orang, kedua gadis itu kemudian berlarian kecil menyambut Ranza. Mereka berpelukan dan cipika-cipiki untuk melepas rindu.

"Kak Ranzaaa, kita kangen sama Kakaaaak!" rengek Pinat manja.

Ranza tertawa renyah menanggapinya. "Gue juga kangen sama kalian."

"Kok lo nggak nge-chat kita dulu, sih? Kita, kan, bisa berangkat bareng," ucap Shakina.

"Kemarin gue udah nitip salam ke Pandu buat Pinat. Emang nggak disampein, Pi?"

"Oh, yang kemarin, ya. Udah, kok. Tapi aku lupa kasih tau Kak Shaki juga." Pinat menyengir kuda.

"Yee, lo tuh, ya!" Shakina yang gemas langsung mencubit pipi gadis itu. Lalu ia beralih lagi pada Ranza. "By the way, Ran, itu motor lo sendiri?"

Ranza mengangguk. "Dulunya punya mendiang kakak gue. Gimana menurut kalian? Keren, kan?"

"Iya! Keren bangeeett!" jawab Shakina dan Pinat bersamaan. Mereka terlihat sangat excited.

"Aku boleh pulang sama Kak Ranza nggak?" tanya Pinat.

"Boleh, dong. Kenapa nggak?" Ranza merangkul mereka berdua. "Ayo ke kantin. Gue laper, nih, belum sarapan."

"Oke, let's gooo!!"

Mereka berjalan menuju kantin sambil bercanda tawa.

Tanpa sepengetahuan ketiganya, sejak tadi ada sosok Qiandra yang diam-diam memantau dari balik jendela koridor lantai tiga. Mengetahui arah tujuan mereka adalah kantin, dia bergegas menyusulnya.

"Buat ngerayain kesembuhan dan kembalinya Ranza ke sekolah, gue bakal traktir kalian berdua. Pesen aja makanan sepuasnya," kata Shakina setibanya di kantin.

Mereka mengambil tempat duduk di salah satu meja yang kosong. Pagi-pagi begini, tak banyak siswi yang mampir sehingga kantin lumayan sepi.

"Eh, serius lo, Sha? Gak usah, deh, kan lo udah pernah traktir kita," tolak Ranza yang merasa sungkan.

"Terus kenapa?" Shakina memangku dagunya, menatap datar Ranza. "Kenapa kalo gue udah pernah traktir kalian? Emang ada aturan yang nggak ngebolehin gue traktir temen dua kali?"

"Ya nggak ada, sih." Ranza mengusap tengkuknya sambil memamerkan senyum awkward. "Kalo lo maksa, apa boleh buat? Rezeki, kan, nggak boleh ditolak."

"Nah, bener, tuh." Pinat menjentikkan jemarinya ke udara. "Jadi Kak Ranza dan Kak Shaki mau makan apa? Seperti biasa, biar aku yang pergi pesen ke Bu Kantin."

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang