[ 13 ] ARC 2 : RED DEVIL IS BACK!

3.8K 340 5
                                    

Aula sekolah yang didekorasi bertema fantasi mendadak menjelma jadi ballroom istana. Seluruh murid yang hadir di sana khas para bangsawan dalam dongeng kerajaan.

Lagu berjudul Love Story yang disenandungkan penyanyi bernama Indila mengalun lembut lewat pengeras suara, semakin mendukung kesan dunia fantasi yang kentara.

Begitu memijakkan kaki di ambang pintu, Rein dan teman-temannya sempat terkesima selama beberapa detik melihat betapa indahnya ruangan itu.

Apalagi dengan adanya karpet merah yang dihampar dari pintu masuk hingga ke dalam. Mereka seperti sedang memasuki dunia lain, bukan SMA TAMARIN—sekolah khusus perempuan.

Meja-meja berbentuk bulat yang berlapiskan taplak putih tertata rapi. Ada pula meja panjang yang khusus menjadi tempat jamuan—berupa kudapan manis, gelas-gelas kaca berisi minuman segar yang disusun dengan estetik, serta bermacam-macam cake yang menggugah selera.

Di bagian lain, terdapat sebuah panggung kecil dengan mikrofon-tempat sang MC yang akan membantu membawakan acara.

"Wow, gila. Bagus banget view-nya." Aran berkomentar takjub. Mata sayunya sedikit melebar.

"Berasa masuk dunia kerajaan, njir!" Rein ikut berdecak kagum.

"Kepseknya gg banget, cok. Gak setengah-setengah bikin acara," timpal Nicko.

"Hm. Effort-nya nggak main-main," kata Hiro masih dengan ekspresi datar.

"Denger lagunya, deh. Dingin, tetapi tidak kejam." Megi berkata sedikit dramatis. Teringat dengan kalimat yang sering ia temukan ketika membuka komentar di dalam video tiktok.

Shakina tersenyum bangga mendengarnya. Ia terkekeh dengan gaya elegan, lalu berucap dalam bahasa Inggris yang fasih, "Selamat datang di SMA TAMARIN, di mana nilai estetika menjadi pondasi utama sekolah ini."

Cowok-cowok itu terdiam dan kompak memandangi Shakina. Suaranya barusan terdengar candu di telinga. Nicko seketika mengulas senyum merekah.

"Makasih atas sambutannya, My Candy Crush Shaki. Lain kali sambut aku di hatimu juga, ya," ucap Nicko, sorot matanya penuh harap.

Mood Shakina auto rusak. Matanya mendelik tajam sambil berdecih singkat. Tanpa sudi membalas perkataan Nicko, ia segera menggamit tangan Pinat untuk dibawa menjauhi mereka.

"Ayo pergi, Nat. Males banget barengan sama para berandal," sindirnya.

"Kita foto-foto ya, Kak Shaki," pinta Pinat dengan mata berbinar. Dia sangat suka mengabadikan suatu momen, apalagi jika bersama teman atau orang terdekatnya.

"Pasti, dong. Tapi kita nunggu Ranza dulu, ya. Masa iya kita foto tanpa dia?" Shakina membalas. Dalam situasi itu, dia tetap mengingat Ranza.

Mata bulat Pinat sontak mengerjap. "Oh, iya. Ternyata Kak Ranza belum dateng. Dia ke mana, ya? Padahal acaranya sebentar lagi dimulai."

Panjang umur. Orang yang sedang dibicarakan langsung muncul bersama Bastian dari pintu aula. Kehadiran mereka yang 'sedikit' terlambat mampu menarik atensi orang-orang untuk menoleh secara bersamaan.

Saat terlanjur menatap ke arah Ranza, mereka yang terpukau tak bisa berpaling muka begitu saja. Terjebak oleh pesona dan kharisma Ranza. Waktu seolah membeku. Semua orang serentak terpaku.

Ranza menjadi bahan sorotan, sukses mencuri seluruh perhatian mereka dengan kecantikan dan penampilannya itu. Para siswa dari SWALA mengira siswi-siswi di SMATA sudah sangat cantik. Terutama Shakina Chavali, sang primadona sekolah.

Tetapi rupanya, mereka salah. Ada satu gadis lagi yang kecantikannya tampak unreal dan membuat mereka terpana.

Sosok bergaun merah itu, Ranza, berdiri bersebelahan dengan seorang cowok berambut violet yang tak kalah tampannya. Bastian Naraka.

The Return Of Real Gangster [ Segera Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang