8. Istana Hitam Putih

485 48 0
                                    

Me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Me

Bohong nih

Denisnya Sandy

HEHH???!!!

Apa dah?

Me

Belom impas u know!

Denisnya Sandy

Gajelas. SKIP

Me

Asuransi... mau di urus kaga!

Gih tanya!

Denisnya Sandy

HAHHH jadi belom?

Me

HAH HEH HAH HEH...

Denis kembali kembali meletakan ponsel kedalam tas di pangkuannya. Kemudian ia menatap Ivan yang saat itu sedang fokus menyetir di perjalanan mengantar Denis ke rumah. Tidak seperti biasanya, langit masih terlihat terang. Jalanan pun rasanya tidak terlalu macet karena mereka pulang tepat waktu.

Ivan mulai belajar mengelola waktunya agar tak setiap hari terjebak dengan ganasnya kemacetan ibu kota saat pulang kerja. Juga mencoba menyelesaikan pekerjaannya sebisa mungkin tanpa harus berlama-lama berdiam di ruangannya seperti tiada hari esok. Ia lakukan semata-mata hanya karena ia ingin menjaga Denis, ia tidak mau melewatkan satupun momen bersama kekasih yang begitu ia cintai.

"Polis asuransi ini udah jadi?" Jari telunjuk Denis mengarah ke dashboard mobil.

"Aku belum minta orang surveynya dateng." jawab Ivan sambil menggaruk hidung yang sebenarnya tak terasa gatal sama sekali. "Besok siang deh, habis aku nganterin kamu ketemu temen-temen kuliah kamu."

"Eh, aku udah janji sama Sandy. Paginya mau nemenin dia beli sneakers baru, nanti dia yang anterin aku kok."

"Terus pulangnya gimana?"

"Van... kamu mah... kayak aku nggak bisa kemana-mana sendiri aja deh. Udah...!!! kamu urusin mobil kamu dulu, nanti aku pulangnya di jemput Sandy lagi deh kalau kamu worry."

Ivan bergeming. Denis mulai risau.

"Aku kabarin kamu Van kalau mau pulang, kalau udah sampe rumah juga. Oke?"

Ivan terlihat mengatupkan bibirnya rapat sembari mengangguk singkat. Sebelum turun dari mobil, seperti biasa Ivan selalu meninggalkan kecupan kecil di dahinya. Denis yang berbunga-bunga pun melambaikan tangan hingga mobil hantu kekasihnya itu benar-benar hilang tertelan ujung jalan. Langkahnya ringan memasuki rumah, membayangkan hari esok semakin membuatnya bersemangat.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang