56. Tamu Tak Diundang

913 38 8
                                    

BERALASAN membeli kecap yang kehabisan, malam itu Dino berhasil mengelabuhi Nathan dengan gampang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BERALASAN membeli kecap yang kehabisan, malam itu Dino berhasil mengelabuhi Nathan dengan gampang. Setelah menerima intruksi dari Sandy lewat pesan singkat, Dino bergegas mengendarai moge milik Nathan untuk mengecek keberadaan Denis di gerbang perumahan. Benar saja, di sana terlihat Denis sedang berdiri mematung memandangi pos security. Dengan membawa kresek berisi gorengan, gadis itu tampak ragu-ragu untuk bertanya pada seorang security yang sedang berjaga.

Mungkin Denis hendak bertanya apakah Nathan kini berada di rumah. Atau bisa saja ia berniat meminta pertolongan si security untuk memesankan taksi online, sebab melalui Sandy juga Dino sudah tahu kalau ponsel yang Denis bawa sudah kehabisan daya.

Suami Fara itu lantas bergegas menghampiri Denis sebelum terlambat. Lewat derungan suara knalpot moge yang begitu kencang dan bunyi decitan piringan cakram tanda berhenti, Dino berhasil menarik perhatian Denis. Wajah kakak dari sahabatnya itu jelas nampak kebingungan. Dino jadi merasa bersalah ikut andil dengan rencana konyol Sandy ini.

"KAK DENIS NGAPAIN?!" Dino setengah berteriak, kemudian pria itu mematikan mesin motornya untuk memastikan keadaan Denis.

"Loh? Dino kan?" Denis mengerutkan keningnya sambil memastikan siapa pria yang tiba-tiba mucul dan memanggil namanya.

"Iya kak, ini Dino. Kak Denis sama siapa?" tanya Dino sambil berpura-pura tak tahu apa-apa.

"Dino yang kerja di percetakan ya?!" seru Denis ketika ingatannya tentang Dino yang abu-abu kembali sepenuhnya di pikirannya. Dino terlihat mengangguk, namun sebelum pria itu menyahut, Denis kemudian menyambung kalimatnya, "Si Sandy sialan, anak dajjal itu ninggalin gue sendirian. Lo bisa tolong teleponin dia nggak Din? Eh.... Mmmmm... Atau, nggak usah deh. Udah nggak bisa diharepin itu anak! Tolong pesenin gue taksi online. Gue mau balik."

"Bisa aja sih Kak. Cuma kalau di depan perumahan ini kayaknya lagi rada susah. Soalnya baru beberapa minggu lalu developer di demo sama beberapa ojek pangkalan yang nolak keberadaan taksi sama ojek online yang berkeliaran di perumahan ini. Nunggu lama nggak apa-apa Kak? Atau kalau nggak mau, aku anterin ke minimarket dekat pasar. Di situ ada ojek pangkalan kalau Kak Denis mau pulang buru-buru."

"Yah... Gue nggak berani Din. Teleponin Sandy aja deh kalau gitu. Nggak apa-apa gue tunggu lama juga asal itu anak dateng," sahut Denis dengan putus asa.

"Tapi nunggunya jangan di sini Kak. Ke dalem aja gimana? Kebetulan aku, Fara sama temen-temen lagi ngadain barbeque kecil-kecilan sambal nunggu pergantian tahun. Nggak mungkin kan Kak Denis mau nunggu lama-lama di pos security gini?"

"Duh, gue nggak mau ngerusak acara kalian. Serius kok, gue nggak apa-apa nunggu di sini."

"Kak Denis nggak mau sekalian ketemu sama tuan rumahnya?"

"Maksudnya?"

"Acaranya di rumah Bang Nathan Kak."

----------

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang