13. Tak Bisa Menutupi

1.1K 37 0
                                    

⚠️️🔞 This chapter contains adult scene. Reader discretion is advised.


Denisnya Sandy

Nat kapan ke kantor lagi?

Me

Tiap hari juga gue ngantor.

Kenapa?

Denisnya Sandy

IHHH ZZZZzzz

Maksudnya ke kantor gue

Ke Ryder Group

Me

Oh...

Besok kali, kalau polish asuransi mobil cowok lo dah kelar

Gue paling nanti yang anter

Denisnya Sandy

Oke gue tunggu

Me

Lah ngapain?

Ada urusaan apaan lo sama gue?

Denisnya Sandy

ADA!!!!

SETUMPUK amplop besar tebal Nathan sisipkan di dalam gengaman tangannya. Ia melangkah memasuki gedung Ryder Group di tegah hari bolong. Kebanyakan karyawan gedung saat itu berhamburan berniat memanfaatkan waktu istirahat. Sama halnya seperti Nathan. Denis bilang, kedai mi ayam di belakang gedung rasanya sangat enak. Ia sengaja datang dengan perut kosong karena gadis aneh itu berniat mentraktinya makan sebagai ucapan terimakasih.

Sebenarnya tujuan utamanya datang adalah bertemu Ivan. Semua polis asuransinya sudah beres dikerjakan. Niatnya, ia ingin bertemu si usernya langsung sembari menjelaskan bagaimana nanti proses claim asuransinya jika suatu saat mobilnya kena apes di jalan. Namun sayangnya, melalu pesan singkat, Ivan memberitahu kalau satu jam lagi baru bisa bertemu.

Pria sibuk itu kini berada di salah satu restoran Chinese Food yang terkenal di daerah Jakarta Salatan bersama staff dan pihak event organizer, untuk membahas acara inagurasinya nanti.

"Wah, seneng dong lo bentar lagi jadi Nyonya CEO." Nathan nyeletuk setelah mendengarkan sepenggal penjelasan Denis soal Ivan.

"HAHAHA... belom kali. Masih OTW." Sahut Denis yang tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.

"Oh bagus lah kalau masih OTW, berarti masih bisa puter balik."

"HEEEHHHH.... MAKSUD?" Denis mengerutkan keningnya karena kaget.

Tangannya kini hampir tidak berjarak lagi dengan Nathan yang duduk persis di sebelahnya. Ia menggeser kursi plastik yang ia duduki ketika ada beberapa pria berjaket ojek online merapat untuk menikmati mi ayam yang terletak di sebuah gang kecil itu. Semua meja di tenda berbahan terpal biru terlihat penuh berdesakan. Nathan pun langsung sependapat dengan omongan Denis tentang betapa enaknya mi yang di sajikan bersama kulit ayam kriuk yang hampir habis ia nikmati itu, ia tidak berniat mengutarakannya secara langsung pada Denis. Menurutnya itu akan semakin membuat gadis itu heboh dan besar kepala.

"Jelas-jelas tangan lo masih biru begitu. Apa nggak kasihan sama diri lo sendiri?"

Seharusnya dua buah pangsit rebus yang selalu Denis sisakan di tiap akhir sesi makan mi ayam akan menjadi penutup yang sempurna. Tapi kala itu mendadak ia kehilangan selera karena ucapan Nathan yang terasa begitu menohok. Denis pun buru-buru menyembunyikan tangannya lagi di bawah meja.

Sweet Escape [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang