MEMILIKI karir cemerlang di awal usia tiga puluhan nyatanya malah tidak membuat Denis banyak memiliki waktu senggang untuk sekedar memanjakan dirinya di rumah. Hari-harinya masih disibukan dengan mengisi training dasar kepegawaian dari perusahaan satu, ke perusahaan yang lainnya. Meskipun tak selalu jadi pembicara, Denis diharuskan stand by selama kelas berlangsung untuk mengawasi beberapa juniornya yang memimpin materi hingga usai.
Setiap perusahaan yang menyewa jasanya, terkadang bisa memakan waktu tiga sampai lima hari hingga materinya tuntas. Role play, menganalisa kasus, memecahkan masalah, serta observasi sampai dengan game-game ringan selalu Denis sisipkan demi terbangunnya suasana yang tak kaku. Semuanya itu sudah menjadi hal yang hampir tiap hari Denis jalani tanpa kenal lelah dan waktu.
Seperti malam ini, cahaya dari layar monitor jadi satu-satunya penerang yang terlihat di dalam ruangannya. Si pemimpin tim terbaik versi tahun lalu itu masih bergumul menatap daftar materi dan sederet jadwal training yang siap menyerbunya di awal bulan yang segera datang. Seorang diri, tanpa satupun anggota timnya yang tinggal.
Lima belas menit yang lalu, juniornya baru saja berpamitan setelah menyerahkan laporan rencana kerja dan anggaran. Bukannya inisiatif meminta untuk ditemani, Denis malah meminta juniornya itu untuk segera pulang sambal meminta pertolongan agar lampu-lampu di seluruh area lantai tempat kerjanya di matikan. Meskipun sempat mendapat tatapan keheranan, Denis tetap menitahkan, sebab Denis sendiri meyakini jika ia akan lebih mudah berkonsentrasi di dalam ruangan yang berpencahayaan minim dan sunyi.
Akan tetapi nyatanya kesunyian itu tak bertahan lama. Ponselnya berdering, berkedip menyiratkan satu nama di sana. Memecah fokus Denis yang sejak tadi memaku di layar monitor. Denis merengut singkat, setelah mengetahui siapa si penelpon, moodnya mendadak jadi anjlok.
"Ya, halo?" sapa Denis sabil meregangkan pinggangnya yang pegal karena sudah berjam-jam tubuhnya mengakar di balik meja kerja.
"Udah kelar belum sih? Itu lampu di lantai kantor lo udah mati semua deh."
"HEH, kok tahu?!" sambar Denis dengan dahinya yang kini berkerut bingung.
"Ya tahu lah Sayang... Udah cepetan turun, nyamuk di sini ganas-ganas banget!"
Kacamata yang sejak tadi menjadi temannya, kini Denis letakan begitu saja di atas meja. Ia berbalik, beringsut menuju jendela tepat berada di belakangnya. Kakinya sedikit berjinjit demi mendapatkan pandangan yang sempurna hingga area parkir kantor. Tanpa perlu waktu lama, Denis langsung bisa melihat ada seseorang di sana yang berdiri tepat di bawah lampu besar di tengah-tengah area parkir yang sudah kosong melompong.
"Kok bisa sih?!" seru Denis tak dapat menyembunyikan rasa kagetnya.
"Gue kan pakai pintu Doraemon hehehe...." kekeh pria itu dengan lambaian tangan yang diperuntukan pada Denis. "Buruan sini! Emang lo nggak kangen sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Escape [✓]
Romance🏆 Spotlight Romance Of January 2024 - WattpadRomanceID Jonathan sedang berlari dari derita patah hati yang selalu mengekorinya kemanapun pergi. Semangat hidupnya tidak sebesar hari kemarin, sebelum gadis yang begitu ia cintai memilih pria lain. Pr...