El kembali ke rumah keluarga Awwalun ah bukan, baginya rumah keluarga Awwalun ini lebih tepat nya rumah sakit jiwa Awwalun karena sepertinya ia akan menjadi gila jika tidak mendapatkan jawaban semua teka-teki ini.
Pria bermata elang dan selalu menyalang itu tak tahu harus mulai darimana setelah menemukan beberapa serpihan tentang masa kecilnya.
Siapa Gema? Siapa Asbi? Siapa diantara keduanya yang merupakan ayah kandungnya? Ataukah ada tersangka lain?
Ia tidak mungkin menanyakan pada Asbi uncle nya secara langsung apalagi bertanya pada Gema? Ah, mengingat uncle yang satu itu ia memang tidak terlalu akrab sejak kecil ucapan-ucapan Asbi mendikte otaknya bahwa Gema adalah seorang penculik dirinya dan Adel, Gema adalah pria miskin yang tidak bisa membelikan nya mainan, Gema adalah orang jahat.
Ya, begitulah Asbi menanamkan pikiran itu pada El sejak kecil dulu membuat El membenci Gema bahkan mereka tak pernah bertegur sapa selayaknya seorang paman dan keponakan, mereka hanya saling pandang kemudian El yang terlebih dahulu melongos begitu saja walaupun menurut orang-orang mereka memiliki kemiripan yakni sama-sama usil.
Seorang Adelard untuk pertama kalinya bingung dengan situasi seperti ini membuatnya frustrasi, siapa yang harus menjawab segala kegelisahan hatinya?
"Bang El," panggil Adel memasuki kamarnya tanpa mengetuk terlebih dahulu ataukah ia tidak mendengarnya. "Bang El kemana aja? Papa sama Mama, kak Leya bahkan akupun panik banget, abang bilang ke Jerman tapi, informan disana bilang bang El gak ada, kami semua disini bingung,"
"Aku benar-benar tidak ingin di ganggu dulu, Del. Bisa 'kan? Aku benar-benar lelah!" Kemudian berbaring di ranjangnya dan memejamkan matanya.
"Bang El, kita kembar. Perasaan kita sama, aku tahu bang El lagi gelisah walaupun aku gak tahu persis masalahnya apa? Jadi, beritahu aku masalahnya!" Adel sedikit memaksa.
"Keluar lah, Del. Aku tidak ingin membahas apapun sekarang!" Ketus El mulai risih.
"Setidaknya beri aku oleh-oleh setelah petualangan mu itu," kesal Adel kemudian keluar dari kamar El tak lupa menghempaskan pintunya agar El tahu bahwa ia juga bisa marah.
🧡🧡🧡
Di jam makan siang El menuruni tangga tergesa bahkan tak menyapa orang-orang yang berada di meja makan dan tidak sedikitpun menoleh.
"El," panggil Tia melihat El.
El seolah tak mendengarnya dan keluar dari rumah begitu saja menaiki mobilnya menuju ke suatu tempat.
"Dia pasti dihubungi kekasihnya kak Tia, makanya buru-buru begitu," Kaori dengan santai menikmati makan siangnya.
"Diam lah! Aku tak butuh komentar apalagi dari kau!" Kesal Tia.
🧡🧡🧡
El memarkirkan mobil kebanggaan nya di halaman rumah keluarga Adrian setelah mendapat izin masuk dari penjaga keamanan.
Nay yang sudah tahu dari penjaga keamanan rumahnya bahwa ia mendapati tamu tak diundang segera menyambutnya di depan rumah.
"El, kamu datang tanpa diundang, sayang? Kenapa tidak menghubungi dulu?" Sapa Nay melihat El di depannya.
"Bisa kita bicara aunty? Setidaknya persilahkan aku masuk, aku tidak akan basa-basi seperti biasa," El tersenyum.
Nay tertawa pelan. "Wow, kau pria sejati idaman wanita El." Memberi jalan pada El.
El harus akui Nay adalah aunty paling cantik di usia yang sudah tidak lagi muda, mungkin karena aunty nya ini seorang model sehingga selalu terlihat mengagumkan membuat para pria di luar sana menjadi terpesona.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomanceBelasan tahun berlalu persahabatan mereka masih terjalin dengan begitu erat, rasa cinta, dendam, sakit hati, mengikhlaskan mereka semua sepakat menguburnya dalam-dalam belasan tahun silam dan tidak pernah mengungkitnya kembali. Mereka berjalan di ma...