33a: Terlempar Karena Ambisi

3 1 0
                                    

Yuk support 3K Followers

Hargai penulis dengan memberikan vote dan ramaikan kolom komentar nya yaa karena dengan itu membuatnya merasa berarti dan berharga serta bersemangat tentunya

Ramaikan tiap paragraf nya ya

Bantu share dan rekomendasikan ke teman-teman dan sosmed kalian juga yaa biar makin rame yang baca kisah ini

Terimakasih

Selamat membaca

•••









Caleya masih memegang hasil tes lab kandungan obat itu membuatnya terus merasa cemas dan resah. Cemas karena takut akan keadaan Albi sepupunya itu dan resah karena pelakunya adalah Kaori, ibu kandung dari Albi sendiri. Apakah Kaori sering melakukannya pada putra semata wayangnya itu? Namun, apa tujuannya?

Kenzi rasanya benar-benar ingin melempar surat itu ke wajah Asbi begitu ia tahu bahwa Kaori melakukan hal buruk bahkan untuk putra kandungnya sendiri, bagaimana mungkin ada seorang ibu yang memberikan obat penenang dosis tinggi untuk putranya sendiri?

"Apa yang harus kita lakukan? Apa kita akan melempar surat ini untuk uncle Asbi? Aku benar-benar gak tega memberitahu uncle Asbi dia terlalu baik untuk mengetahui hal buruk ini, Ezi!" Keluh Caleya.

Kalau Kenzi menuruti logika maka Kenzi akan melakukannya untuk menghancurkan Asbi namun, sekali lagi saat memandang wajah cemas Caleya pria berambut pirang keemasan itu tidak tega. "Aku sangat ingin melakukannya sejak aku tahu tapi, aku rasa kamu aja yang berbicara empat mata karena kamu tahu sendiri status aku di rumah ini hanya menantu diatas kertas, gak lebih!" Menggeleng tegas.

Caleya berkaca-kaca. "Aku gak tega sama uncle Asbi,"

Pintu kamar Kenzi dan Caleya terketuk membuat Kenzi segera mempersilahkan masuk.

Kezia membuka pintu kamar kemudian tersenyum pada keduanya yang berwajah seolah mereka tengah berbicara serius kemudian terpaksa berhenti.

"Apa aku mengganggu kalian?" Tanya Kezia ramah.

Caleya menggeleng buru-buru takut Kezia kakak iparnya ini tersinggung. "Ah gak. Gak sama sekali kak Zia, tapi, aku dan Ezi penasaran kenapa kak Zia ke kamar kami sepagi ini?" Tersenyum ramah.

"Kak Zia mengganggu pagi kami sebagai pengantin baru," Kenzi tersenyum jahil sengaja mencium bibir Caleya di depan kakaknya.

Kezia geleng-geleng kepala melihatnya. "Aku heran saja kalian berdua sudah beberapa hari absen di meja makan, entah itu sarapan pagi atau makan malam, kalian seolah menghindari sesuatu? Apa itu perasaan aku aja atau memang kalian sedang sibuk tapi, kalian jadi pembicaraan Papa Dino dan Mama Tia bahkan Papa Asbi, aku sampai tidak tahu harus apa karena status ku hanya menantu di rumah ini." Memperhatikan Kenzi dan Caleya.

"Kami memang ada urusan di luar beberapa hari kak Zia dan aku memang meminta Ezi menemani. Maaf kalau membuat kalian semua khawatir tapi, kami baik-baik aja." Caleya tersenyum.

Kezia mengangguk paham. "Baiklah. Kalau gitu aku akan turun sarapan bersama El," kemudian berbalik badan.

"Sarapan di kamar aja kak Zia," ledek Kenzi membuat Kezia kembali menoleh namun, tak sengaja melihat Caleya menyimpan sebuah kertas di bawah bantal secara buru-buru.

"Dasar!" Umpat Kezia kesal namun, memperhatikan Caleya. "Apa yang disimpan sama Leya sih? Kayaknya rahasia lagipula pas aku masuk tadi mereka kayak bahas sesuatu yang penting," gumamnya dalam hati.

SCANDAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang